Saturday, October 19, 2013

move move move

Finally i got what i wanted so bad recently: a position in Financial Analysis Division! Yay! Alhamdulillah, Allah Maha Baik..

Kenapa kesannya seneng sampe banget kayak gitu? Agak panjang jalan ceritanya.

Selama training kemaren kan kita belajar banyak hal tentang finance. Berhubung aku bukan lulusan finance dan harus mulai belajar dari nol banget, jadilah aku harus meraba-raba dan memilah-milah section apa aja yang aku suka dan aku bisa. Buat lebih didalami nantinya. Dulu sempet interest ke Tax Management. Trus juga ke Budget and Corporate Planning. Tapi... ada satu hal yang menarik perhatian banget. Rasanya aku seneng banget belajar dan ngerjain tugas terkait sama bidang ini: Financial Analysis.

Mungkin karena basicly aku yang orang manajemen, human resources pula, jadi seringnya ya berkutat sama analisis kuantitatif dan kualitatif. Makanya pas ketemu analisis gitu rasanya seneng. Nyaman. Bisa kuat lama belajar dan ngerjain tugas.
Kata orang kan kalo kita rela ngerjain sesuatu sampai lupa makan, lupa istirahat, rela menunda apapun karena hal itu menyenangkan buat kita, itu artinya hal itu adalah passion kita. Hmmm

Makanya waktu dikasih kesempatan buat memilih 3 tempat yang diinginkan pasca training, aku milih financial analysis, budget, sama MIS. Hahahaha.

Eh tapi ternyata waktu pembagian tempat OJT spesialisasi, which is udah 90% menjadi tempat penempatan kita nantinya, aku ditempatin ke Regulatory Reporting.
Aku langsung shock. Sampai keliatan banget gitu shock nya katanya. Ya iyalah shock, karena gak pernah terpikirkan sebelumnya bakal ditempatin di situ. Kepikiran aja ga pernah, apalagi ngarep kan. Ditambah lagi aku juga udah tau gimana reputasi tempat itu, yang agak gak enak dan yaa gitu lah. Tapi aku bisa apa kan? Selain sabar menerima.

Akhirnya OJT dimulai. Udah belajar buat ikhlas dan menerima. Belajar apapun di sana. Sering ikut lembur juga (ini yg sebenernya juga jadi pertimbangan. Lemburnya gak nyantai haha). Walaupun pekerjaannya terlalu teknis dan monoton, tp yaudahlah jalani dulu aja. Akhirnya ada juga sih beberapa bagian yg butuh analisa.

Mencoba buat mencintai pekerjaan, sampai akhirnya memang ditempatkan di sini. Kerjaan di sini related to laporan laporan yang diminta oleh BI. Jadi udah ada schedule tetapnya gitu, tiap tanggal apa ada deadline laporan apa. Dan karena BI sifatnya online, walaupun hari libur kalo emang deadline laporan ya harus tetep masuk dan ngirim. Hemmm.

Setelah beberapa bulan kok rasanya kayak bosen. Rada gabut juga. Apalagi jobdesc ku lebih ke laporan bulanan, triwulanan, semesteran, yg emang gede dan ribet tp jarak waktunya lama. Jadi kalo lg gak ada deadline itu aku ngapain dong? Ya mostly gabut. Doing anything i can do aja. Baca baca baca

Awalnya masih think positively. Pasti dengan baca apapun kita bisa sekalian belajar. Tapi lama lama bosen juga kan. Takut otak udah kelamaan gak mikir jadi bebal nantinya (haha ngaco). Akhirnya aku mulai deh tuh gangguin orang orang buat ngajarin syariah reporting haha. Lumayan kan bisa buat ngisi waktu. Nambah ilmu juga.
Jadi ya gitu, kerjaannya belajar, atau paling jadi back up kalo ada yg lagi gak masuk. Kerja berasa OJT. True story.

One day, head of finance manggil aku. Beliau tanya tanya tentang kerjaan aku selama ini ngapain aja. Ya aku cerita aja dong ya kalo sebenernya aku lebih kepengen dapet pekerjaan yg terkait langsung sama analisis. Trus aku juga curhat tentang betapa bosennya aku kalo lagi gabut. Walaupun juga udah berusaha keras buat bisa mengisi waktu dengan belajar dan berlatih.

Akhirnya muncullah wacana dan kabar kalo aku mau ditarik ke financial analysis. Seneng banget kan yaaa. Ya beliau tau sih kalo aku dari dulu emang pengennya di analysis, jadi pas dibilang gt aku seneeeeng banget. Udah gak sabar pengen buru buru pindah. Apalagi emang di sana lagi butuh orang cepet kan.

Eh tapi ternyata, gak jadi :( entah kenapa. Aku dipanggil head of itu, trus dia bilang kalo aku mending belajar dulu aja di sana. Pasti ada banyak hal yg bisa dipelajari kan. Katanya nanti kalo udah ahli, baru deh dateng ke dia lagi dan bakal dicariin tempat yg lebih challenging. Well, normatif sekali sih alasannya. Tapi waktu itu aku berusaha kuat buat bisa berbesar hati menerima kenyataan.

PHP kan. Ternyata orang orang juga pada denger kabar yg aku mau dipindahin tp gak jadi itu. Mereka cerita lah kalo kejadian gagal pindah itu bukan cuma baru sekali, tp berkali-kali. Disinyalir ada politik tertentu yg aku juga ga tau apaan. Cuma bisa berdoa aja minta sama Allah. Toh what is mine will eventually be mine kan. Kalo emang aku ditakdirkan buat bisa berkarir di financial analysis ya pasti cepat atau lambat akan bisa ke sana. Faith.

Akhirnya aku kembali lagi menekuni ke-gabutan-ku haha. Sedih. Miris. Di sini aku gabut to the max, sedangkan di tempat lain justru malah kekurangan orang, kekurangan tenaga buat ngerjain kerjaan. Kalo aku gampang punya akses buat ke sana sini sih aku pengen banget bantuin daripada gabut mulu. Beneran. Sempet mikir, kenapa aku gak 'dialokasikan' di sana aja, yg emang bener bener butuh orang. Daripada gabut kan?

Beberapa hari lalu aku dapet kabar yg quite surpraising. Sekretaris head of ngasih tau aku kalo aku mau ditarik ke financial analysis. Alhamdulillaaaahhh. Kaget, tapi seneng juga. Apalagi setelah head of ku juga bilang kalo aku mau dipindahin ke FA. Beliau bilang sih tahun depan, tp pas aku ketemu calon bos ku, dia mintanya secepatnya. Hahaha. Aku juga pengennya secepatnya.
Mudah-mudahan untuk kali ini beneran pindah ya, gak ada PHP lagi. Denger denger sih udah mau efektif per bulan depan, tapi aku juga belum dapet keterangan resminya sih. Jadi sabar nunggu sambil berdoa biar gak gagal lagi dan nyiapin mental aja hehe.

Kenapa harus sampai nyiapain mental?
Karena di sana jauhhhh lebih challenging kerjaannya. Bikin analisis laporan, yg pastinya juga harus ngerti laporannya kan. Apalagi ini laporan yg diminta sama management dan grup di KL sana, yg pastinya bakalan detail dan komprehensif banget. Pressure pasti berkali kali lipat. But thats what i seek! Biar aku bisa lebih banyak belajar.

Trus ternyata jam kerjanya justru lebih gila gilaan dari tempat lama hahahaha. Kemaren aku lunch bareng sama salah satu orang yg di sana, dia cerita kalo sering gt pulang jam 2 pagi kalo lg ada permintaan report dari management. Huah. Am i ready? Buat masa depan yang lebih baik, apa sih yang nggak? ;))

Satu hal yg aku yakini: dari dulu hal inilah yang aku pengen. Jadi aku bener bener harus kerja keras dan ngasih kontribusi terbaik dari aku. Aku jg yakin di sini bisa belajar banyak banget hal dan ilmu baru. Dan tentunya juga belajar menggembleng mental dan fisik sekalian. Gapapa sering begadang dan kerja under pressure. Toh nanti kalo aku ambil MBA kan juga pasti kayak gitu. Jadi itung itung latihan dari sekarang lah..

Cuma berharap yang ini gak gagal lagi. And i will show them my commitment.
Mudah mudahan aku cukup siap untuk ini. Siap mental terutama haha.
And i am ready to taste and live this bigger stream.

You know how it feels.. when your dreams become reality one by one..

Ps. Foto itu diambil dalam rangka graduation training kemaren. Temanya tentang cita cita kita 10-15 tahun ke depan. Aku pengen jadi Financial Analyst Expert.
Yang lain pasti pada pengen jadi CEO, CFO, etc. Sempet kepikiran juga sih, tp udah banyak ah hahaa. Udah klise juga.
So i chose to write Financial Analyst Expert, something yang aku pikir lebih spesifik dan menggambarkan apa yg bener bener pengen aku capai.
And.. i am about to start my journey to accomplish what i wrote. Wish me luck :)

Published with Blogger-droid v2.0.10

Monday, October 14, 2013

friend-ology

Do you ever have a friend that doesn't really your friend?
If i use that term, perhaps most of people think about a backstabber friend, or frenemy, or things like that. But i have one friend, not a close one, actually, who i think is not my friend.

I know this person since we received the same scholarship in university. Firstly we studied in different faculty. He was in FE while i were in FMIPA. so we never talked to each other. I just knew his name, and his reputation over there hehe. He had a great reputation, anyway.

Then one day i decided to switch my major of study, and tried hard to get approval from scholarship committee about that. Once i met that guy, and he said:
He: 'Are you sure they will let you switch your major?'
Me: 'i really hope so. I've been accepted here through entrance test, so now is only the matter of that approval'
He: 'i'm not really sure about that. Ah palingan juga ga boleh pindah.'
And he left.

After he left, i just thought like 'whoa, just wait. I will show you that i can move here!'

At that time i was so emotionally challenged. I really wanted to show him that i will successfully move and stay here. So when finally i got the approval and studied there, i met him at the yard. And i just smiled at him. He looked surprised, and said 'whoa finally you move here'
I was just smiling. You know, a winning-smile. Ahahahaha.

But after that, our relationship as friend never get any better. I mean like, i think after we studied in the same faculty, furthermore he became my senior, we could be more open to each other. We could discuss something, talk about something, or any other little things that friend usually do. But with him? Nothing.

We even attent at the same class, once. Stategic management class. But we seemed like not knowing each other. I always tried to smile at him first, but he never did the same. So... do whatever you like lah.

When we had our final assignment, my group presented about the merger process of lippo bank and bank niaga, which was our 'big issue' (for me and him, as one of the scholars). Firstly i thought that this topic would be interesting for him so he would pay full attention on my group's presentation. But you know what? He didn't see my group presented our topic. He even went outside the class and  back after my group finished our presentation.

Ok perhaps that was not a big deal for him. For me as well. Maybe he already knew the process, even far far better than me, so it was unnecessary for him to pay attention to my group.
Or maybe he simply didn't want to look at my group. Me. It could be, right?

Second fact. As shcolars, we tried to give our little contribution to the society through CSR program, namely by supporting the SME companies with what we can, like accounting skill, or marketing, IT, etc. And i was in the same group with him.

One day we visited the site together. At first i was so pessimistic that he will come due to his busy life. Ehem. He already join TCB at that time. Great,right? Then suddenly he showed up. Me and my group members involved in some conversations. He came along, talked about this and that. Then most of my group members went into the owner's house, left me with this guy all alone. I tried to launch a topic, i asked about his program blah blah blah. But his respond was soo annoying. It seemed like he didn't want to talk with me. He got busy with his smartphone, had no eye contact with me. Simply uncomfortable, i think. Didn't know why. So before everything got worse, i decided to leave him.
Was there any thing wrong with me? Like he met the most annoying people on earth.

Again. I'm the kind of people who has a very high level of curiousity. So i tested him again to know whether his flat respond to me is only in temporary mode or what. So when we attent annual gathering i tried to talk to him. Still, his response was sooo flat. But when it came to talk with our other friends, he looked attracted.
God, what happen with me? Am i so scary? Am i so annoying? Unattractive? Boring? Disgusting?
You know what? That really haunt my mind.

More fact. I once met him in front of the office after having my OJT session. I met him on the road, and i greeted him. He just smiled nerveously (or idk, strange face expression). And then he left.

See? I have asked my other friends about his treatment to them. And they seem fine. They can easily communicating, talking about anything. But with me? Flat.

It really hunts my mind because i can't live with any one have a problem with me. Sounds silly, because ofcourse we can't force all people to like us. But i'm just wondering why he does that to me.

Simple little things as friend, like i follow his twitter but he doesn't follow me back. Ok fine. I usually RT-ed his tweets (because that was a good one) and he still doesn't realize that i exist.

I requested him to be my friend on path, but until now he doesn't approve it. Simple things but really show me that he never want to make friend with me.

But honestly, i really want to be his friend. Bukannya memuja dan sampai mengemis buat jadi temen dia loh ya, cuma rasanya pengen aja jadi temen dia. Bisa diskusi bareng. Apalagi dia kan pinter banget ya. Heuum pengetahuannya juga pasti udah buanyak banget.

Awalnya aku mikir kalo dia jadi cuek kayak gitu karena ngerasa malu atau terkalahkan (gara gara akhirnya aku bisa buktiin kalo aku bisa pindah ke FE hahaha. Pikiran jahat). But at the end of the day, ya gak mungkin juga lah aku ngalahin dia. Nandingin dia. Siapa gitu loh yang gak tau reputasi seorang *****. Yang pinter, keren, udah sampe ke Harvard, jadi the best TCBian pulak. Ya gak mungkin lah aku bisa nandingin. Yang ada malah pengen belajar banyak dari dia.
Tapi kalo dianya aja udah menutup akses untuk itu, apa boleh buat ya.
Padahal aku sampe sekarang juga masih ga ngerti kenapa dia sampe segitu cueknya sama aku.
Anyone know? Please tell me.

Some people will never understand no matter how much we care to them.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Monday, October 7, 2013

afternoon galau

Lagi asik mantengin excel, tiba tiba tetangga muter lagunya Astrid.

"padahal ku ingin kamu jadi cinta terakhir.."

Satu bait lagu itu udah sukses bikin aku langsung terhenti dari keasyikkan mendalami data data. Trus pikiran langsung terbang seketika ke.. you know, orang itu. Gampang banget ter-distract deh ih :(

Jadi keinget lagi kan. Padahal sekarang lagi berusaha banget buat bener-bener move on. Tapi yang namanya move on pasti adaaa aja cobaannya. Harus bener bener mawas diri (dan gak ke-gr-an kalo terjadi apa apa).

Kayak tadi tuh. Lagi ngerjain RBB. Tiba tiba dia ngebbm nanya tentang audit. Aku langsung brenti dan bener bener berusaha buat bisa bantu dia, dengan nanyain ke temenku yang orang audit.
Well, hal sepele sih emang. Tapi sampe segitunya bikin aku berenti kerja. Sekali lagi, saya adalah orang yang paling gampang ter-distract.

Please dong hati, yang kuat.
Mau gimana juga kayaknya sekarang udah gak mungkin. Harus bisa tau diri. Dan mundur teratur setelahnya.
Okelah emang ada yang bilang kalo kita harus berani memperjuangkan perasaan kita. Tapi kalo buat kali ini gak deh, gak berani. Why? Because i've learnt my lessons.
I will tell you soon about my lesson learnt later deh.

See ya!

Published with Blogger-droid v2.0.10

Sunday, October 6, 2013

job satisfaction

Job satisfaction. That was my thesis topic. I wrote and did a research about it. And never crossed in my mind that i will feel the un-satisfaction during my working experience.

Well, bukan berarti aku ga puas sama sekali sama kerjaan sekarang. Fyi, dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja itu cukup banyak. Ada faktor materil kayak gaji, benefit, bonus dan lain lain, yang sepertinya dianggap sebagai satu hal yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan kerja.
Tapi sebenernya gak cuma itu aja. Masih ada faktor lainnya yang gak kalah penting, yaitu sifat pekerjaan itu sendiri (apakah challenging atau tidak); hubungan dengan supervisor, subordinat, atau rekan kerja lainnya; apresiasi atau appraisal atas hasil kinerja kita, recognition, dan lain sebagainya.

Dan kalau menurut aku, yang terpenting justru kepuasan yang berasal dari faktor non material. Oke gak munafik kalau faktor material pasti juga menjadi pertimbangan (banget malah, sometimes). Tapi sebagai orang yang baru masuk kerja kayak aku gini, which is belum punya apa apalah yang bisa 'dijual' buat nego gaji yang lebih tinggi misalnya, yang paling penting adalah apakah ada peluang bagi aku buat bisa terus berkembang.

Call me idealist, terserah. Aku emang idealis sih dari dulu. Jadi sekarang mikirnya bukan 'what my company can give to me' tapi 'what i can learn from my company'. Fokusnya sekarang gak cuma kerja, tapi lebih ke belajar dan belajar terus. Kan masih gelas yang setengah kosong ceritanya. Jadi masih harus diisi. Itu baru bikin puas. Tapi setelah belajar juga harus kerja dan dipraktekkan, kan? Dan kesempatan untuk terus tumbuh berkembang demi mempraktekkan ilmu yang selama ini udah didapat adalah hal yang paling critical dalam menentukan tingkat job satisfaction aku saat ini.

Sudah cukup prolog nya. Sekarang baru masuk ke inti yang mau diceritain, hihi

Jadi selama ini aku masih belum nemuin itu yang namanya job satisfaction. Belum 100%. Itu artinya aku masih harus cari cara lain kan biar bisa dapet 100%. Ini bukan masalah materi loh ya (aku udah pasrah dan bersyukur aja deh walopun gajinya mungkin kalah jauh sama temen2 di perusahaan lain huhu). Well, kita telaah satu persatu.

Sifat pekerjaan. Sifatnya sih agak agak rutin gt, lumayan banyak teknis nya. Tapi ada juga sisi analisisnya. Lumayan berkaitan banget sama banyak hal dan banyak unit organisasi, jadi masih banyak banget hal yang bisa digali dan dipelajari lebih lanjut. Yah walopun sering lembur juga sih, tapi kan itu udah konsekuensi ya.
Walaupun dari awal aku gak pernah milih dan terpikir buat ditempatin di sini, lama lama udah bisa dengan besar hati menerima. Dan ternyata lumayan challenging juga. Karena berkaitan sama banyak hal itu.
Nah tapi sampe sekarang aku masih belum bisa belajar semuanya. Mungkin kesannya maruk banget ya pengen tau segala hal haha. But Steve Jobs said 'stay hungry stay foolish' kan? Jadi gapapa dong hehe.
I wish i could have more exposure with those other units, so i can learn more supaya aku juga gak bosen karena stuck di satu sisi. Aku orangnya bosenan. My bad.

Hubungan dengan supervisor dan rekan kerja.
Di divisi aku sih orang nya asik asik semua ya. Lumayan muda muda dan berjiwa muda hehe. Even division head ku juga baeeeeek banget orangnya. Bijak banget. Jadi udah nyaman aja. Cumaa atasan atasannya lagi yang rada rada gak seru dan terkesan subjektif. Kata orang orang sih gt. Tapi aku juga udah ngerasain. Jadi yaaa itu doang yang bikin gak nyaman jadinya. Tapi yaudahlah ya, toh aku juga gak butuh tiap saat berhubungan ma dia ini, jadi ngapain diambil pusing. Selama tindakan dia gak merugikan aku ya monggo aja.

Satu hal yang bikin aku kurang puas selama di sini. Entah karena aku sendiri, atau memang ada yang salah sama sistem yang ada di sini.
Jadi ceritanya direct supervisor ku itu orangnya teliti banget. Pinter banget. Multitasker banget. Kerjanya cepet banget. Baik juga, banyak ngajarin.

But when it comes to job thingy, entah kenapa dia jadi susah banget percaya sama orang. Oke as a supervisor pasti semua kerjaan anak buahnya harus melewati pemeriksaan dia dulu kan. Dan memeriksa di sini dilakukan dengan mengerjakan pekerjaan itu juga. Jadi dia juga ngerjain dari awal. Kalo ada yang beda, dia kasih tau sih ke anak buahnya. Diajarin juga gimana memperbaikinya. Tapi seringnya yang dipakai adalah hasil pekerjaan dia. Hampir selalu.

Kayak tadi. Sama kemaren. Sama kemarennya lagi. Aku kan emang masih kurang berpengalaman, baik dalam kecepatan maupun ketepatan. Jadi kalo ngerjain apa apa pasti masih kalah cepet sama dia. Masih ada yang salah juga dikit dikit. But i really tried to improve my work quality. Really. Tiap ada waktu luang aku selalu ngulang lagi bikin report ini itu, bikin buku panduan sendiri, jadi nanti bulan depan udah bisa lebih lancar dan cepet ngerjainnya.

Tapi secepat apapun aku berusaha, tetep aja gak bisa menandingi kecepatan beliau dalam bekerja. Ya iyalah, aku yang baru 2 bulan dibandingin sama yang udah puluhan tahun ngerjain itu. Pasti kalah jauh.
Jadi tadi (lagi lagi) pekerjaan dia yang dipake. Yang dilaporkan. Awalnya agak gondok juga sih waktu aku masih berkutat dengan excel, tiba tiba dia email cc ke aku ngirim hasil kerjaannya dia. Trus ini kerjaan aku mau diapain dong kalo ujung ujung nya punya dia juga yg dipake?

Antara gondok dan sedih sebenernya. Karena aku tau itu job desc aku. Harusnya aku yang handle 100%. Tapi mungkin berhubung akunya masih lelet dan salah terus ini dia jadi belum percaya sama aku. Jadi mungkin yang harus dilakukan adalah membuat dia percaya sama aku, sama kemampuan aku. Tp sebelum itu berarti aku harus bener bener bisa perform dulu. Kerja tepat dan cepat. Oh, it's really a wild world, baby.

Aku nyengir aja pas tadi dia tanya 'jadi udah sampai mana ay?' Setelah dia kirim email itu. Aku jawab sekitar 85%. Karena emang setelah aku cek antara hasil kerjaan aku sama dia, kebanyakan udah sama kok. Tinggal beda beda dikit karena aku emang ketinggalan waktu adjust sana sini. Dan yah, masalah speed juga.

Tapi yaudah lah jangan ngeluh terus. Udah mending ada improvement sampai 85% gitu. Mudah mudahan bulan depan udah bisa ngerjain full dan bener bener dikirim hehe

Gak apa apa sih kalo kerjaan ku gak kepake saat ini, yang penting aku masih dikasih kesempatan buat nunjukin kalo aku mampu, one day. Cuma harus lebih sabar waktu belajar. Harus banyak practice. Practice makes perfect. Jangan capek capek buat mantengin layar komputer huhuhu

Try me.
Biar aku gak bosen lama lama di-begini-in.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Saturday, October 5, 2013

lazy saturday

So here i am. Lying on the floor taking a nap haha.
Padahal dari kemaren udah kuatir aja kalo disuruh lembur. Well, udah siap sih kalopun emang harus lembur. Tapi karena tak kunjung dipanggil ke kantor juga (my boss said that she will inform me if the data is ready to be processed) yaudah lanjutin bersantai. Dan lama lama udah keenakan bersantai jadinya males aja kalo tiba tiba dapet such 'working call' haha. Berharapnya besok aja baru start lembur. My wish.

Apa aja kegiatan wiken aku selama ini?
Hem. Kadang suka maen ke jakarta to meet up with my friends, shopping, or just having fun with friends (yang orangnya itu-itu aja hahaha). Sometimes it is so hard to try to add some other new persons in your social circle just because we have been too comfortable with the existing ones hihi.
Tapi aku nyadar juga sih kalo kita harus selalu bisa memperlebar social circle. Networking, they say. Banyak teman banyak rejeki juga kan katanya.

Ya tapi gimana atuh lah kalo emang bisanya cuma ketemu sama orang yang itu-itu saja. Suka bosen sih emang, tapi so far ya ga ada masalah yang berarti. Mau cari temen baru juga ga segampang dibilang. Harus cocok etcetera etcetera.
Tapi basically aku tipe orang yg seneng banget punya temen banyak. I remember when i tried to know some people in TCB, people who are my seniors' friends. Not only get to know them in personal, but also try to keep contact with them. I always remember what my father said about how important networking is, and now i can see the result. Rasanya seneng aja gitu tiap ke mana adaaa aja yang kenal. Ehem. Ini maksudnya 'ke mana aja yg masih di satu perusahaan' ya hehe. Eh tapi aku even masih suka berhubungan sama orang di ULI dulu kok.

I believe that one day i will need those people, i will use this nerworking. So, jaga terus jangan sampe putus :)

Trus ini kenapa jadi bahas masalah networking? Haha. A friend of mine once said 'lo kan punya tuh banyak temen di mana mana. Emang ga ada gitu yang bisa digaet?'
See? There is a new 'advantage' of having a good network.
Tapi jawabannya? It's not that easy, missy!

Kalo bertemen ya harus fokus aja bertemen. Bekerja sama. Saling dukung. Yang namanya suka or ngefans sih mungkin juga ada ya, tapi gak dengan semata mata siapapun yang ada di network kita trus diprospek. Gila itu mah.
Topik ini pernah jadi pembahasan yang sangat debatable sama temen aku. Sebenernya dia kayak gitu karena dia geregetan aja gitu katanya. Geregetan karena temannya ini tak kunjung juga punya pacar. Oh well.

Trus akhirnya aku jelasin deh tuh proses gimana akhirnya aku bisa suka sama orang. Agak 'apa-apaan sih kok pake ada prosesnya segala' gitu kali ya dia mikirnya.
In short, when i like someone, (or love, in some cases) there must be something in him that i adore. Harus ada satu hal yang bisa bikin aku 'terpukau'. Anything. Yang kalo ditanya 'contohnya apa?', ya ga bisa dijawab. It comes with such an abstract thingy. Pasti adaaa aja hal yang langsung seketika itu juga bikin aku suka sama dia. And i'm one of the "love at the first sight" believer, anyway. Bukan fisik, bukan kepribadian (ya mana mungkin bisa tau kepribadian dia secepat itu), atau apapun. But something like 'chemistry', yang gatau juga bentuknya kayak apa. You got to find and feel it yourself to believe in it :)

So kalo selama ini banyak banget orang yang berusaha buat ngejodohin aku sama si ini, si itu, si anu, well, thankyouverymuch. But i just can do nothing kalo ternyata gak ada sesuatu pun yang ada di diri mereka yang bisa bikin aku 'terpukau' sampe akhirnya suka sama mereka. I'm really sorry.
Bukannya sok jual mahal dan pemilih ya. No. Ini masalah sreg dan gak sreg nya. Itu aja sih.

Well, semoga segera menemukan seseorang yang bisa saling sreg satu sama lain. Dari dalem network ini juga gapapa kok, network nya bagus ini :D

Published with Blogger-droid v2.0.10