Thursday, December 26, 2013

visioner (?)

Mau merangkum hasil perenungan dan penelaahan selama liburan kemarin.

Jadi ceritanya pas liburan kemarin itu kami sekeluarga muter-muter mengunjungi kakek-nenek-saudara semua. Muter-muter dari Wonosobo sampe Temanggung. Selain buat saling mengunjungi dan menyambung tali silaturahmi, ternyata juga ada banyak hal yang bisa direnungi dan dipelajari. Asal kita mau melihat lebih dekat, ya.

Sebagian besar sepupu ku, yang sebaya dan cuma selisih beberapa tahun, udah menikah dan punya anak. Kemarin sempet gendong anak-anak mereka gitu. Ada yang masih bayi, batita, balita. Seneng deh rasanya main sama anak-anak. Dan gak pernah kepikiran aja, sepupu yang beberapa tahun lalu masih suka main dan jalan bareng, sekarang udah nikah dan punya anak pula. Pas mereka nikah sih gak terlalu ngerasa 'aneh', ya. Kecuali sama suami mereka karena emang belom kenal hahahaha. Tapi setelah mereka punya anak, jadi semakin berasa 'aneh'nya dan semakin tersadar kalo everything changes.

Sekarang jadi semakin jarang sharing. Jadinya malah aku yang merhatiin gimana mereka ngurus anak mereka. Gimana kehidupan sebagai seorang ibu muda dengan anak yang masih bayi. Menyenangkan sekali sih sepertinya. Seru.

Tapi di balik itu ada hal yang bisa banget buat dipikirkan. (Hobby banget mikirin hal-hal yang baru diliat). Aku merhatiin kalo kehidupan mereka yang emang sebagai 'full-time mother' kalo menurut aku agak-agak membosankan. Okelah pasti juga gak se-boring itu, toh mereka ngurusin dan ngerawat anak dan suami sendiri, gitu. Tapi sejauh yang aku liat, setelah suami mereka berangkat kerja, total seluruh waktu dan perhatian merek tercurah buat anak. Buat rumah. Dan setelah semua pekerjaan rumah selesai, atau setelah anak mereka tidur dengan damainya, mereka ngapain? Ya diem aja. Ikut tidur paling.

Well, gatau kenapa ya, aku kok ngeliatnya boring. Mungkin sehari atau dua hari gak apa-apa kayak gitu. Tapi kalo sebulan, setahun? Mau jadi apaaaa.

Mungkin ini emang cuma pendapat dan bayangan pribadi aku aja, yang masih sangat cetek karena aku belum ngerasain gimana rasanya jadi seorang istri dan ibu. Jadi kalo sekarang sih ngerasa sayang aja, karena harusnya sebagai seorang istri atau ibu masih bisa aktif berkarya.

So, what's the point?
Dari hasil pengamatan dan perenungan ku kemaren, rasanya nanti kalo aku udah nikah dan udah punya anak aku pengen tetep kerja. Atau berkarya dengan cara apapun. Selain mengisi waktu, tentu aja juga bisa buat ajang aktualisasi diri, kan? Dan siapa tau bisa tetap mendatangkan rejeki, kan malah lebih bagus. Bisa lebih banyak berbagi buat orang lain kan. Suami dan anak kita juga pastinya bangga liat istri/ibu nya jadi sosok perempuan yang hebat dan bermanfaat buat sesama. Imho, ya.

Tapi aku juga sadar sih. Pasti akan datang suatu masa di mana aku akan dilanda dilema, antara mau tetep full time kerja atau jadi full time mother. Membayangkan ninggalin anak kita yang lagi lucu-lucu nya pasti susaaaah banget. Aku yang liat keponakan aja kangennya udah banget banget, apalagi kalo itu anakku sendiri?

Tapi kembali lagi, semua itu pasti ada jalan tengahnya. Lagipula jaman sekarang kan teknologi udah semakin maju. Udah bisa telepresence, buat menyiasati waktu interaksi langsung yang berkurang karena aktivitas kita di luar rumah. Toh yang paling penting kan kualitas, bukan kuantitas. (Oke ini idealis banget sih. Tapi kadang idealisme itu penting, kan? Biar kita jadi optimis juga)

Yaaa semua hal di atas itu masih bisa dibicarakan lebih lanjut lah sama suami kelak. Toh yang namanya istri kan harus patuh sama suami. Berharapnya sih semoga suami ku punya pemikiran yang sama, hihi. Jadi gak terlalu susah buat adjust nya.

Yang bisa dipikirin sekarang mungkin adalah mencari alternatif pekerjaan/tempat kerja baru nantinya. Karena kalo tetap di posisi dan pekerjaan sekarang, pasti bakalan susah banget bagi waktu antara kerjaan dengan keluarga dan anak. Kasian nanti anaknya :( mugkin emang harus mulai planning buat cari kerjaan yang waktunya bisa lebih 'manusiawi' hehe

Inti dari segala inti adalah, itu visi ke depan ku. Mungkin terlihat sangat visioner sekali, udah mikir segitu banyak padahal calon suami aja belum ada. haha. Sedih.

Tapi yah... while waiting for the right one to come along, aku juga mempersiapkan diri, termasuk bikin planning ini-itu. Mudah-mudahan dimudahkan dan diijabah oleh Allah SWT. aamiin..

Published with Blogger-droid v2.0.10

Sunday, December 15, 2013

first thing first

There is always 'the first' of anything.
I forget the exact sentence, tapi kira-kira begitu lah. Berhubung sekarang aku lagi ada di titik jenuh dengan rutinitas yang ada, rasanya jadi selalu pengen nyoba hal baru. Atau melakukan hal-hal yg dari dulu pengen dilakhkan tapi gak pernah sempet. Really, this boredom is killing me.

Sebenernya masih banyak hal yang harus aku pelajari masalah kerjaan. That's my responsibility, i know. But sometimes i feel that i have reached my limit, which is kalo terus dipaksain juga gak bakalan guna. Don't know whether that's my limit or it's just me who give up so easily. Entahlah.

Intinya sekarang, aku gak mau sampai stress sendiri. Gak boleh sampai depresi karena orang-orang, i mean my family, still need me. I have to be strong. I have to have a good life. I have to stay happy for them. Dan gak perlu sedih juga walopun gak ada pihak lain lagi yang menguatkan. Except my family, of course.

I used to think that my job can be such a way to convert all my thoughts and energy. Yah daripada galau mikirin hal-hal yang di luar jangkauan mending dialihkan ke kerjaan aja kan. Klise. Tapi semakin lama ternyata kehidupan dunia kerja juga gak segampang yang dibayangkan. Alhasil aku juga justru semakin bosen dan even stressed, that i need to find other way to get out of it.

Then i try some new things. Aku ikut shooting club di kantor. Apapun itu yang bisa mengalihkan perhatian dan sekalian mengisi waktu. Pengen ikut klub golf karena akhir akhir ini lagi suka banget sama yang namanya golf. Tapi golf pasti mahal dan yah... impossible. (Tuh kan, belum apa apa udah nyerah gini)

And there are so many things that i really want to do for years ago. Tapi sampe sekarang belom sempet. Entah karena gak ada waktunya, gak ada temennya, tiba tiba mager, etc. But not for now. Mungkin dulu aku terlalu bergantung sama orang lain. Kalo mau ngapa ngapain selalu nyari temen atau barengan. Kalo gak dapet? Gak jadi.

Tapi sekarang aku pengen belajar buat gak terlalu bergantung sama orang lain. Furthermore, this is my life. This is my happiness. And i'm the one one who is responsible for my own happiness.
Jadi sekarang aku pengen banget buat nonton film yang aku suka, nonton konser orchestra, aku pengen aktif renang lagi, aku pengen belajar gitar lagi, aku pengen lebih sering karaoke lagi, ada atau gak ada temennya.

I wanna do anything that can make me happy. I dont give a damn with what people say. And it's okay if i do it by myself. Walaupun sedih sih pastinya, berasa gak punya temen ato partner. (Eh kalo partner emang gak punya deng ya).

Because i know that everyone has their own preferences about things. Jadi gak bisa maksain orang lain buat ikut atau suka sama hal hal yang aku suka di atas. Well, sendiri juga masih bisa kan. Harusnya.

The point is: aku ga mau sedih lagi. Apalagi aku sendirian kan. Mau sesih sedih juga gak akan ada yang nolongin. Jadi sekarang mending nolongin diri sendiri dengan stay happy by doing anything you want to do. Follow your heart! Because heart never lies.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Tuesday, December 10, 2013

bad day

Actually i don't want to call it a bad day. It's just not a good one. Which is really really bad.

High work loads. But i don't have enough speed and capability in catching up with my team members. I work slowly. And it makes everything get slower. Due to my lack of knowledge about what i'm doing herr. Abouy the tasks. About the data. About the analysis.

I have worked in this division for a month. Probably i have to get used to to their fast pace. But sadly i am not :(

Sometimes i feel like i'm so dumb that dont know anything, that have to learn and read so many things before i know a thing. So tired sometimes. And i really feel guilty about that.

In that moment when i want to cry so bad, when i need a shoulder to cry on, i realize that i have nobody :(
It even makes my day seem worse and worse :(

I really need a companion :(
So i know that i'm not alone. So i know that i have someone i can run to when i'm in these lowest point. So i know that i can be stronger because of his support.

10.52 pm, i'm even still at the office.
Stressed of these tasks, stressed of these loneliness. OMG i must be look like a loser....

Published with Blogger-droid v2.0.10

Friday, November 29, 2013

elegi Sabtu pagi

Another Saturday. Well, what will we expect from Saturday? Partner? Companion? Having fun?

Sudah teramat banyak Sabtu yg aku lalui. Mau di dalam negeri, luar negeri, dalam kota, luar kota. Dalam kondisi senang, sedih, sepi, bosen, marah, kecewa, kangen. Baik dengan bersantai atau tenggelam dalam pekerjaan (semacam weekend reporting gitu lah), semuanya udah pernah. Komplit. Tapi Sabtu tetap masih datang dengan membawa sebuah momok yang -bukan menakutkan, tapi- membingungkan.

Bingung karena gatau harus ngapain. Well, sebenernya kerjaan aku banyak sih di hari sabtu. Pekerjaan rumah mostly. You know lah ya, "anak kost" thingy. Tapi setelah itu jadi bingung mau ngapain. Di saat kostan sepi karna yang lain juga pada pergi or pulang ke rumahnya masing-masing. Home alone banget.

Kadang suka pengen pergi, tapi bingung mau ke mana dan sama siapa. Ada temen di sini tapi dia gak terlalu suka hang out. Ada temen yg enak diajak jalan tapi jauh banget dari sini. Belum lagi bingung mau ke mana. Not all people love to explore new places, sayangnya. Kalo ke tempat yang itu-itu aja kan bosen ya.

Dilema. Antara kepengen jalan atau mending buat istirahat aja. Apalagi after a tough week. Capek jiwa raga. Pengennya tidur seharian. Makan tidur makan tidur makan tidur. Tapi di sisi lain mikir kalo 'you have worked so hard this whole week, so you deserve to take a break and having fun. Work hard play hard". Jadi ada di persimpangan jalan kan. Gak lebay kok, ini reality. Soalnya aku pernah kemaren2 sebenernya masih capek plus ngantuk banget tapi maksain buat jalan. Alhasil ya jalan sambil ngantuk-ngantuk. Berasa zombie lagi hang out.
That's kinda tough choice, anyway.

Kadang padahal cuma butuh keluar aja dari 'sarang'. Gak perlu yang jauh-jauh, yang penting keluar. Tapi berhubung temen yg available adanya nun jauh di sama, apa boleh buat akhirnya harus ngesot sampe ke jakarta. Sekali lagi, dengan muka ngantuk. Coba ada yg available di sekitar sini, ya. It'd be great.

Dilema juga diperparah dengan banyaknya orang yang ngajak ketemuan, padahal waktunya cuma sedikit. Weekend kan cuma 2 hari. Jadi tiap menuju weekend pasti ada yang ngajak ketemuan. Temen lama lah, temen kampus lah, temen deket lah, sahabat lah, dll. Jadi bingung mau pergi sama siapa. Apalagi mereka juga jauh-jauh. Jadi daripada bingung akhirnya malah gak ketemu siapa-siapa hahahahahaha. Untungnya masih selalu kontak via socmed, jadi gak terlalu kangen karena tiap saat juga tau kondisi mereka gimana. Emang sih physical interaction juga penting banget, makanya sampe sekarang masih berusaha mencari jalan tengah (dengan menyusun schedule LOL). sok iye banget ye, hihi

A friend of mine one day told me this:
'Makanya lo punya cowok dong, jadi gak kesepian mulu.'

Ish. Ya siapa sih yang gak pengen punya partner? Cuma kan... it's not that easy. Lagian dengan temen yg banyak ini, sebenernya aku gak perlu ngerasa kesepian kan? Cuma masalahnya, gak semua temen itu available saat aku lagi butuh temen. Yg namanya temen, or even sahabat kan juga punya kehidupan mereka masing-masing, jadi gak bisa total untuk ada buat kita kan. That's why i need a partner, indeed.
Yang entah kenapa tak kunjung ada yg jelas............

Kata temenku: "masa cewek kayak lo belom dapet pacar juga sih ay?" (Ekspresi muka: kaget dan bengong)

My first question: emang gue cewek yg kayak gimana? Kesannya kok sampe dipertanyakan segitunya huhuhu

Just for your info aja ya, (cuma pengen sharing)
Yang lagi deket... ada. (Tapi sampe sekarang jg masih gak jelas antara dia emang lg pdkt ato akunya aja yg ke gr an hahahaha. Jujur nih ya, jujur)
Yang udah lama deketin... ada. (Tapi aku gak nyaman jadi gak maju-maju dan sepertinya mundur teratur)
Yang hampir ngajak nikah.... ada. (Tapi sekali lagi, my heart said they're not the one i'm looking for. Berat ini berat)

Mungkin anda berpikiran kalau saya terlalu pemilih atau demanding. No. Not at all. Kalau anda berpikiran seperti itu berarti you havent known me well.
Buat aku yang penting itu nyambung. Chemistry has to be there when we meet, when we talk to each other, look at each other. Kadang hal-hal kecil bisa jadi tolok ukur apakah kita punya chemistry atau gak. Dan itu bisa kok dirasain.
Buat sebagian orang mungkin menganggap kalau chemistry is just a cliche thing. Yang gak nyata. But for me, it means much. The basis of all relationship. Even buat temenan or sahabatan juga pasti butuh chemistry kan. Apalagi buat jadi partner.
But again, yang namanya jodoh dan takdir gak ada yg tau. Bisa jadi semua teori di atas langsung terbantahkan. Tapi karena sejauh ini hal itu masih selalu aku alami, so i still believe that chemistry is the most important thing.
Kalo beda frekuensi dan gak ada chemistry? Cuma jadi sekedar kenal aja mungkin. (Mengutip statement dari salah satu temen aku yang beda frekuensi sama aku haha. Dan emang, sampai kapanpun gak akan pernah bisa deket, no matter how hard i try. It's all about chemistry sih emang)

Aaaand talk about those who i dont have a chemistry with.. yang akhirnya emang gak bisa dipaksain juga. I just can say sorry for them. Tp aku selalu bilang terus terang (or at least strike a very explicit code) ke mereka kalo aku gak bisa (for whatever they want me to). Semoga dimaafkan.

Sedikit bocoran buat para lelaki di luaran sana.
Wanita itu gak minta macem-macem. Mereka cuma butuh buat ditelatenin aja. Dan dikasih setidaknya kepastian. Udah. That's all.
And once you win her heart, she will love you with all her heart & soul and care to you way more than she cares to herself. Trust me. True story.

So you gotta show, show, show me,
Love is a verb....
(Love is a verb by John Mayer)

Published with Blogger-droid v2.0.10

Saturday, October 19, 2013

move move move

Finally i got what i wanted so bad recently: a position in Financial Analysis Division! Yay! Alhamdulillah, Allah Maha Baik..

Kenapa kesannya seneng sampe banget kayak gitu? Agak panjang jalan ceritanya.

Selama training kemaren kan kita belajar banyak hal tentang finance. Berhubung aku bukan lulusan finance dan harus mulai belajar dari nol banget, jadilah aku harus meraba-raba dan memilah-milah section apa aja yang aku suka dan aku bisa. Buat lebih didalami nantinya. Dulu sempet interest ke Tax Management. Trus juga ke Budget and Corporate Planning. Tapi... ada satu hal yang menarik perhatian banget. Rasanya aku seneng banget belajar dan ngerjain tugas terkait sama bidang ini: Financial Analysis.

Mungkin karena basicly aku yang orang manajemen, human resources pula, jadi seringnya ya berkutat sama analisis kuantitatif dan kualitatif. Makanya pas ketemu analisis gitu rasanya seneng. Nyaman. Bisa kuat lama belajar dan ngerjain tugas.
Kata orang kan kalo kita rela ngerjain sesuatu sampai lupa makan, lupa istirahat, rela menunda apapun karena hal itu menyenangkan buat kita, itu artinya hal itu adalah passion kita. Hmmm

Makanya waktu dikasih kesempatan buat memilih 3 tempat yang diinginkan pasca training, aku milih financial analysis, budget, sama MIS. Hahahaha.

Eh tapi ternyata waktu pembagian tempat OJT spesialisasi, which is udah 90% menjadi tempat penempatan kita nantinya, aku ditempatin ke Regulatory Reporting.
Aku langsung shock. Sampai keliatan banget gitu shock nya katanya. Ya iyalah shock, karena gak pernah terpikirkan sebelumnya bakal ditempatin di situ. Kepikiran aja ga pernah, apalagi ngarep kan. Ditambah lagi aku juga udah tau gimana reputasi tempat itu, yang agak gak enak dan yaa gitu lah. Tapi aku bisa apa kan? Selain sabar menerima.

Akhirnya OJT dimulai. Udah belajar buat ikhlas dan menerima. Belajar apapun di sana. Sering ikut lembur juga (ini yg sebenernya juga jadi pertimbangan. Lemburnya gak nyantai haha). Walaupun pekerjaannya terlalu teknis dan monoton, tp yaudahlah jalani dulu aja. Akhirnya ada juga sih beberapa bagian yg butuh analisa.

Mencoba buat mencintai pekerjaan, sampai akhirnya memang ditempatkan di sini. Kerjaan di sini related to laporan laporan yang diminta oleh BI. Jadi udah ada schedule tetapnya gitu, tiap tanggal apa ada deadline laporan apa. Dan karena BI sifatnya online, walaupun hari libur kalo emang deadline laporan ya harus tetep masuk dan ngirim. Hemmm.

Setelah beberapa bulan kok rasanya kayak bosen. Rada gabut juga. Apalagi jobdesc ku lebih ke laporan bulanan, triwulanan, semesteran, yg emang gede dan ribet tp jarak waktunya lama. Jadi kalo lg gak ada deadline itu aku ngapain dong? Ya mostly gabut. Doing anything i can do aja. Baca baca baca

Awalnya masih think positively. Pasti dengan baca apapun kita bisa sekalian belajar. Tapi lama lama bosen juga kan. Takut otak udah kelamaan gak mikir jadi bebal nantinya (haha ngaco). Akhirnya aku mulai deh tuh gangguin orang orang buat ngajarin syariah reporting haha. Lumayan kan bisa buat ngisi waktu. Nambah ilmu juga.
Jadi ya gitu, kerjaannya belajar, atau paling jadi back up kalo ada yg lagi gak masuk. Kerja berasa OJT. True story.

One day, head of finance manggil aku. Beliau tanya tanya tentang kerjaan aku selama ini ngapain aja. Ya aku cerita aja dong ya kalo sebenernya aku lebih kepengen dapet pekerjaan yg terkait langsung sama analisis. Trus aku juga curhat tentang betapa bosennya aku kalo lagi gabut. Walaupun juga udah berusaha keras buat bisa mengisi waktu dengan belajar dan berlatih.

Akhirnya muncullah wacana dan kabar kalo aku mau ditarik ke financial analysis. Seneng banget kan yaaa. Ya beliau tau sih kalo aku dari dulu emang pengennya di analysis, jadi pas dibilang gt aku seneeeeng banget. Udah gak sabar pengen buru buru pindah. Apalagi emang di sana lagi butuh orang cepet kan.

Eh tapi ternyata, gak jadi :( entah kenapa. Aku dipanggil head of itu, trus dia bilang kalo aku mending belajar dulu aja di sana. Pasti ada banyak hal yg bisa dipelajari kan. Katanya nanti kalo udah ahli, baru deh dateng ke dia lagi dan bakal dicariin tempat yg lebih challenging. Well, normatif sekali sih alasannya. Tapi waktu itu aku berusaha kuat buat bisa berbesar hati menerima kenyataan.

PHP kan. Ternyata orang orang juga pada denger kabar yg aku mau dipindahin tp gak jadi itu. Mereka cerita lah kalo kejadian gagal pindah itu bukan cuma baru sekali, tp berkali-kali. Disinyalir ada politik tertentu yg aku juga ga tau apaan. Cuma bisa berdoa aja minta sama Allah. Toh what is mine will eventually be mine kan. Kalo emang aku ditakdirkan buat bisa berkarir di financial analysis ya pasti cepat atau lambat akan bisa ke sana. Faith.

Akhirnya aku kembali lagi menekuni ke-gabutan-ku haha. Sedih. Miris. Di sini aku gabut to the max, sedangkan di tempat lain justru malah kekurangan orang, kekurangan tenaga buat ngerjain kerjaan. Kalo aku gampang punya akses buat ke sana sini sih aku pengen banget bantuin daripada gabut mulu. Beneran. Sempet mikir, kenapa aku gak 'dialokasikan' di sana aja, yg emang bener bener butuh orang. Daripada gabut kan?

Beberapa hari lalu aku dapet kabar yg quite surpraising. Sekretaris head of ngasih tau aku kalo aku mau ditarik ke financial analysis. Alhamdulillaaaahhh. Kaget, tapi seneng juga. Apalagi setelah head of ku juga bilang kalo aku mau dipindahin ke FA. Beliau bilang sih tahun depan, tp pas aku ketemu calon bos ku, dia mintanya secepatnya. Hahaha. Aku juga pengennya secepatnya.
Mudah-mudahan untuk kali ini beneran pindah ya, gak ada PHP lagi. Denger denger sih udah mau efektif per bulan depan, tapi aku juga belum dapet keterangan resminya sih. Jadi sabar nunggu sambil berdoa biar gak gagal lagi dan nyiapin mental aja hehe.

Kenapa harus sampai nyiapain mental?
Karena di sana jauhhhh lebih challenging kerjaannya. Bikin analisis laporan, yg pastinya juga harus ngerti laporannya kan. Apalagi ini laporan yg diminta sama management dan grup di KL sana, yg pastinya bakalan detail dan komprehensif banget. Pressure pasti berkali kali lipat. But thats what i seek! Biar aku bisa lebih banyak belajar.

Trus ternyata jam kerjanya justru lebih gila gilaan dari tempat lama hahahaha. Kemaren aku lunch bareng sama salah satu orang yg di sana, dia cerita kalo sering gt pulang jam 2 pagi kalo lg ada permintaan report dari management. Huah. Am i ready? Buat masa depan yang lebih baik, apa sih yang nggak? ;))

Satu hal yg aku yakini: dari dulu hal inilah yang aku pengen. Jadi aku bener bener harus kerja keras dan ngasih kontribusi terbaik dari aku. Aku jg yakin di sini bisa belajar banyak banget hal dan ilmu baru. Dan tentunya juga belajar menggembleng mental dan fisik sekalian. Gapapa sering begadang dan kerja under pressure. Toh nanti kalo aku ambil MBA kan juga pasti kayak gitu. Jadi itung itung latihan dari sekarang lah..

Cuma berharap yang ini gak gagal lagi. And i will show them my commitment.
Mudah mudahan aku cukup siap untuk ini. Siap mental terutama haha.
And i am ready to taste and live this bigger stream.

You know how it feels.. when your dreams become reality one by one..

Ps. Foto itu diambil dalam rangka graduation training kemaren. Temanya tentang cita cita kita 10-15 tahun ke depan. Aku pengen jadi Financial Analyst Expert.
Yang lain pasti pada pengen jadi CEO, CFO, etc. Sempet kepikiran juga sih, tp udah banyak ah hahaa. Udah klise juga.
So i chose to write Financial Analyst Expert, something yang aku pikir lebih spesifik dan menggambarkan apa yg bener bener pengen aku capai.
And.. i am about to start my journey to accomplish what i wrote. Wish me luck :)

Published with Blogger-droid v2.0.10

Monday, October 14, 2013

friend-ology

Do you ever have a friend that doesn't really your friend?
If i use that term, perhaps most of people think about a backstabber friend, or frenemy, or things like that. But i have one friend, not a close one, actually, who i think is not my friend.

I know this person since we received the same scholarship in university. Firstly we studied in different faculty. He was in FE while i were in FMIPA. so we never talked to each other. I just knew his name, and his reputation over there hehe. He had a great reputation, anyway.

Then one day i decided to switch my major of study, and tried hard to get approval from scholarship committee about that. Once i met that guy, and he said:
He: 'Are you sure they will let you switch your major?'
Me: 'i really hope so. I've been accepted here through entrance test, so now is only the matter of that approval'
He: 'i'm not really sure about that. Ah palingan juga ga boleh pindah.'
And he left.

After he left, i just thought like 'whoa, just wait. I will show you that i can move here!'

At that time i was so emotionally challenged. I really wanted to show him that i will successfully move and stay here. So when finally i got the approval and studied there, i met him at the yard. And i just smiled at him. He looked surprised, and said 'whoa finally you move here'
I was just smiling. You know, a winning-smile. Ahahahaha.

But after that, our relationship as friend never get any better. I mean like, i think after we studied in the same faculty, furthermore he became my senior, we could be more open to each other. We could discuss something, talk about something, or any other little things that friend usually do. But with him? Nothing.

We even attent at the same class, once. Stategic management class. But we seemed like not knowing each other. I always tried to smile at him first, but he never did the same. So... do whatever you like lah.

When we had our final assignment, my group presented about the merger process of lippo bank and bank niaga, which was our 'big issue' (for me and him, as one of the scholars). Firstly i thought that this topic would be interesting for him so he would pay full attention on my group's presentation. But you know what? He didn't see my group presented our topic. He even went outside the class and  back after my group finished our presentation.

Ok perhaps that was not a big deal for him. For me as well. Maybe he already knew the process, even far far better than me, so it was unnecessary for him to pay attention to my group.
Or maybe he simply didn't want to look at my group. Me. It could be, right?

Second fact. As shcolars, we tried to give our little contribution to the society through CSR program, namely by supporting the SME companies with what we can, like accounting skill, or marketing, IT, etc. And i was in the same group with him.

One day we visited the site together. At first i was so pessimistic that he will come due to his busy life. Ehem. He already join TCB at that time. Great,right? Then suddenly he showed up. Me and my group members involved in some conversations. He came along, talked about this and that. Then most of my group members went into the owner's house, left me with this guy all alone. I tried to launch a topic, i asked about his program blah blah blah. But his respond was soo annoying. It seemed like he didn't want to talk with me. He got busy with his smartphone, had no eye contact with me. Simply uncomfortable, i think. Didn't know why. So before everything got worse, i decided to leave him.
Was there any thing wrong with me? Like he met the most annoying people on earth.

Again. I'm the kind of people who has a very high level of curiousity. So i tested him again to know whether his flat respond to me is only in temporary mode or what. So when we attent annual gathering i tried to talk to him. Still, his response was sooo flat. But when it came to talk with our other friends, he looked attracted.
God, what happen with me? Am i so scary? Am i so annoying? Unattractive? Boring? Disgusting?
You know what? That really haunt my mind.

More fact. I once met him in front of the office after having my OJT session. I met him on the road, and i greeted him. He just smiled nerveously (or idk, strange face expression). And then he left.

See? I have asked my other friends about his treatment to them. And they seem fine. They can easily communicating, talking about anything. But with me? Flat.

It really hunts my mind because i can't live with any one have a problem with me. Sounds silly, because ofcourse we can't force all people to like us. But i'm just wondering why he does that to me.

Simple little things as friend, like i follow his twitter but he doesn't follow me back. Ok fine. I usually RT-ed his tweets (because that was a good one) and he still doesn't realize that i exist.

I requested him to be my friend on path, but until now he doesn't approve it. Simple things but really show me that he never want to make friend with me.

But honestly, i really want to be his friend. Bukannya memuja dan sampai mengemis buat jadi temen dia loh ya, cuma rasanya pengen aja jadi temen dia. Bisa diskusi bareng. Apalagi dia kan pinter banget ya. Heuum pengetahuannya juga pasti udah buanyak banget.

Awalnya aku mikir kalo dia jadi cuek kayak gitu karena ngerasa malu atau terkalahkan (gara gara akhirnya aku bisa buktiin kalo aku bisa pindah ke FE hahaha. Pikiran jahat). But at the end of the day, ya gak mungkin juga lah aku ngalahin dia. Nandingin dia. Siapa gitu loh yang gak tau reputasi seorang *****. Yang pinter, keren, udah sampe ke Harvard, jadi the best TCBian pulak. Ya gak mungkin lah aku bisa nandingin. Yang ada malah pengen belajar banyak dari dia.
Tapi kalo dianya aja udah menutup akses untuk itu, apa boleh buat ya.
Padahal aku sampe sekarang juga masih ga ngerti kenapa dia sampe segitu cueknya sama aku.
Anyone know? Please tell me.

Some people will never understand no matter how much we care to them.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Monday, October 7, 2013

afternoon galau

Lagi asik mantengin excel, tiba tiba tetangga muter lagunya Astrid.

"padahal ku ingin kamu jadi cinta terakhir.."

Satu bait lagu itu udah sukses bikin aku langsung terhenti dari keasyikkan mendalami data data. Trus pikiran langsung terbang seketika ke.. you know, orang itu. Gampang banget ter-distract deh ih :(

Jadi keinget lagi kan. Padahal sekarang lagi berusaha banget buat bener-bener move on. Tapi yang namanya move on pasti adaaa aja cobaannya. Harus bener bener mawas diri (dan gak ke-gr-an kalo terjadi apa apa).

Kayak tadi tuh. Lagi ngerjain RBB. Tiba tiba dia ngebbm nanya tentang audit. Aku langsung brenti dan bener bener berusaha buat bisa bantu dia, dengan nanyain ke temenku yang orang audit.
Well, hal sepele sih emang. Tapi sampe segitunya bikin aku berenti kerja. Sekali lagi, saya adalah orang yang paling gampang ter-distract.

Please dong hati, yang kuat.
Mau gimana juga kayaknya sekarang udah gak mungkin. Harus bisa tau diri. Dan mundur teratur setelahnya.
Okelah emang ada yang bilang kalo kita harus berani memperjuangkan perasaan kita. Tapi kalo buat kali ini gak deh, gak berani. Why? Because i've learnt my lessons.
I will tell you soon about my lesson learnt later deh.

See ya!

Published with Blogger-droid v2.0.10

Sunday, October 6, 2013

job satisfaction

Job satisfaction. That was my thesis topic. I wrote and did a research about it. And never crossed in my mind that i will feel the un-satisfaction during my working experience.

Well, bukan berarti aku ga puas sama sekali sama kerjaan sekarang. Fyi, dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja itu cukup banyak. Ada faktor materil kayak gaji, benefit, bonus dan lain lain, yang sepertinya dianggap sebagai satu hal yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan kerja.
Tapi sebenernya gak cuma itu aja. Masih ada faktor lainnya yang gak kalah penting, yaitu sifat pekerjaan itu sendiri (apakah challenging atau tidak); hubungan dengan supervisor, subordinat, atau rekan kerja lainnya; apresiasi atau appraisal atas hasil kinerja kita, recognition, dan lain sebagainya.

Dan kalau menurut aku, yang terpenting justru kepuasan yang berasal dari faktor non material. Oke gak munafik kalau faktor material pasti juga menjadi pertimbangan (banget malah, sometimes). Tapi sebagai orang yang baru masuk kerja kayak aku gini, which is belum punya apa apalah yang bisa 'dijual' buat nego gaji yang lebih tinggi misalnya, yang paling penting adalah apakah ada peluang bagi aku buat bisa terus berkembang.

Call me idealist, terserah. Aku emang idealis sih dari dulu. Jadi sekarang mikirnya bukan 'what my company can give to me' tapi 'what i can learn from my company'. Fokusnya sekarang gak cuma kerja, tapi lebih ke belajar dan belajar terus. Kan masih gelas yang setengah kosong ceritanya. Jadi masih harus diisi. Itu baru bikin puas. Tapi setelah belajar juga harus kerja dan dipraktekkan, kan? Dan kesempatan untuk terus tumbuh berkembang demi mempraktekkan ilmu yang selama ini udah didapat adalah hal yang paling critical dalam menentukan tingkat job satisfaction aku saat ini.

Sudah cukup prolog nya. Sekarang baru masuk ke inti yang mau diceritain, hihi

Jadi selama ini aku masih belum nemuin itu yang namanya job satisfaction. Belum 100%. Itu artinya aku masih harus cari cara lain kan biar bisa dapet 100%. Ini bukan masalah materi loh ya (aku udah pasrah dan bersyukur aja deh walopun gajinya mungkin kalah jauh sama temen2 di perusahaan lain huhu). Well, kita telaah satu persatu.

Sifat pekerjaan. Sifatnya sih agak agak rutin gt, lumayan banyak teknis nya. Tapi ada juga sisi analisisnya. Lumayan berkaitan banget sama banyak hal dan banyak unit organisasi, jadi masih banyak banget hal yang bisa digali dan dipelajari lebih lanjut. Yah walopun sering lembur juga sih, tapi kan itu udah konsekuensi ya.
Walaupun dari awal aku gak pernah milih dan terpikir buat ditempatin di sini, lama lama udah bisa dengan besar hati menerima. Dan ternyata lumayan challenging juga. Karena berkaitan sama banyak hal itu.
Nah tapi sampe sekarang aku masih belum bisa belajar semuanya. Mungkin kesannya maruk banget ya pengen tau segala hal haha. But Steve Jobs said 'stay hungry stay foolish' kan? Jadi gapapa dong hehe.
I wish i could have more exposure with those other units, so i can learn more supaya aku juga gak bosen karena stuck di satu sisi. Aku orangnya bosenan. My bad.

Hubungan dengan supervisor dan rekan kerja.
Di divisi aku sih orang nya asik asik semua ya. Lumayan muda muda dan berjiwa muda hehe. Even division head ku juga baeeeeek banget orangnya. Bijak banget. Jadi udah nyaman aja. Cumaa atasan atasannya lagi yang rada rada gak seru dan terkesan subjektif. Kata orang orang sih gt. Tapi aku juga udah ngerasain. Jadi yaaa itu doang yang bikin gak nyaman jadinya. Tapi yaudahlah ya, toh aku juga gak butuh tiap saat berhubungan ma dia ini, jadi ngapain diambil pusing. Selama tindakan dia gak merugikan aku ya monggo aja.

Satu hal yang bikin aku kurang puas selama di sini. Entah karena aku sendiri, atau memang ada yang salah sama sistem yang ada di sini.
Jadi ceritanya direct supervisor ku itu orangnya teliti banget. Pinter banget. Multitasker banget. Kerjanya cepet banget. Baik juga, banyak ngajarin.

But when it comes to job thingy, entah kenapa dia jadi susah banget percaya sama orang. Oke as a supervisor pasti semua kerjaan anak buahnya harus melewati pemeriksaan dia dulu kan. Dan memeriksa di sini dilakukan dengan mengerjakan pekerjaan itu juga. Jadi dia juga ngerjain dari awal. Kalo ada yang beda, dia kasih tau sih ke anak buahnya. Diajarin juga gimana memperbaikinya. Tapi seringnya yang dipakai adalah hasil pekerjaan dia. Hampir selalu.

Kayak tadi. Sama kemaren. Sama kemarennya lagi. Aku kan emang masih kurang berpengalaman, baik dalam kecepatan maupun ketepatan. Jadi kalo ngerjain apa apa pasti masih kalah cepet sama dia. Masih ada yang salah juga dikit dikit. But i really tried to improve my work quality. Really. Tiap ada waktu luang aku selalu ngulang lagi bikin report ini itu, bikin buku panduan sendiri, jadi nanti bulan depan udah bisa lebih lancar dan cepet ngerjainnya.

Tapi secepat apapun aku berusaha, tetep aja gak bisa menandingi kecepatan beliau dalam bekerja. Ya iyalah, aku yang baru 2 bulan dibandingin sama yang udah puluhan tahun ngerjain itu. Pasti kalah jauh.
Jadi tadi (lagi lagi) pekerjaan dia yang dipake. Yang dilaporkan. Awalnya agak gondok juga sih waktu aku masih berkutat dengan excel, tiba tiba dia email cc ke aku ngirim hasil kerjaannya dia. Trus ini kerjaan aku mau diapain dong kalo ujung ujung nya punya dia juga yg dipake?

Antara gondok dan sedih sebenernya. Karena aku tau itu job desc aku. Harusnya aku yang handle 100%. Tapi mungkin berhubung akunya masih lelet dan salah terus ini dia jadi belum percaya sama aku. Jadi mungkin yang harus dilakukan adalah membuat dia percaya sama aku, sama kemampuan aku. Tp sebelum itu berarti aku harus bener bener bisa perform dulu. Kerja tepat dan cepat. Oh, it's really a wild world, baby.

Aku nyengir aja pas tadi dia tanya 'jadi udah sampai mana ay?' Setelah dia kirim email itu. Aku jawab sekitar 85%. Karena emang setelah aku cek antara hasil kerjaan aku sama dia, kebanyakan udah sama kok. Tinggal beda beda dikit karena aku emang ketinggalan waktu adjust sana sini. Dan yah, masalah speed juga.

Tapi yaudah lah jangan ngeluh terus. Udah mending ada improvement sampai 85% gitu. Mudah mudahan bulan depan udah bisa ngerjain full dan bener bener dikirim hehe

Gak apa apa sih kalo kerjaan ku gak kepake saat ini, yang penting aku masih dikasih kesempatan buat nunjukin kalo aku mampu, one day. Cuma harus lebih sabar waktu belajar. Harus banyak practice. Practice makes perfect. Jangan capek capek buat mantengin layar komputer huhuhu

Try me.
Biar aku gak bosen lama lama di-begini-in.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Saturday, October 5, 2013

lazy saturday

So here i am. Lying on the floor taking a nap haha.
Padahal dari kemaren udah kuatir aja kalo disuruh lembur. Well, udah siap sih kalopun emang harus lembur. Tapi karena tak kunjung dipanggil ke kantor juga (my boss said that she will inform me if the data is ready to be processed) yaudah lanjutin bersantai. Dan lama lama udah keenakan bersantai jadinya males aja kalo tiba tiba dapet such 'working call' haha. Berharapnya besok aja baru start lembur. My wish.

Apa aja kegiatan wiken aku selama ini?
Hem. Kadang suka maen ke jakarta to meet up with my friends, shopping, or just having fun with friends (yang orangnya itu-itu aja hahaha). Sometimes it is so hard to try to add some other new persons in your social circle just because we have been too comfortable with the existing ones hihi.
Tapi aku nyadar juga sih kalo kita harus selalu bisa memperlebar social circle. Networking, they say. Banyak teman banyak rejeki juga kan katanya.

Ya tapi gimana atuh lah kalo emang bisanya cuma ketemu sama orang yang itu-itu saja. Suka bosen sih emang, tapi so far ya ga ada masalah yang berarti. Mau cari temen baru juga ga segampang dibilang. Harus cocok etcetera etcetera.
Tapi basically aku tipe orang yg seneng banget punya temen banyak. I remember when i tried to know some people in TCB, people who are my seniors' friends. Not only get to know them in personal, but also try to keep contact with them. I always remember what my father said about how important networking is, and now i can see the result. Rasanya seneng aja gitu tiap ke mana adaaa aja yang kenal. Ehem. Ini maksudnya 'ke mana aja yg masih di satu perusahaan' ya hehe. Eh tapi aku even masih suka berhubungan sama orang di ULI dulu kok.

I believe that one day i will need those people, i will use this nerworking. So, jaga terus jangan sampe putus :)

Trus ini kenapa jadi bahas masalah networking? Haha. A friend of mine once said 'lo kan punya tuh banyak temen di mana mana. Emang ga ada gitu yang bisa digaet?'
See? There is a new 'advantage' of having a good network.
Tapi jawabannya? It's not that easy, missy!

Kalo bertemen ya harus fokus aja bertemen. Bekerja sama. Saling dukung. Yang namanya suka or ngefans sih mungkin juga ada ya, tapi gak dengan semata mata siapapun yang ada di network kita trus diprospek. Gila itu mah.
Topik ini pernah jadi pembahasan yang sangat debatable sama temen aku. Sebenernya dia kayak gitu karena dia geregetan aja gitu katanya. Geregetan karena temannya ini tak kunjung juga punya pacar. Oh well.

Trus akhirnya aku jelasin deh tuh proses gimana akhirnya aku bisa suka sama orang. Agak 'apa-apaan sih kok pake ada prosesnya segala' gitu kali ya dia mikirnya.
In short, when i like someone, (or love, in some cases) there must be something in him that i adore. Harus ada satu hal yang bisa bikin aku 'terpukau'. Anything. Yang kalo ditanya 'contohnya apa?', ya ga bisa dijawab. It comes with such an abstract thingy. Pasti adaaa aja hal yang langsung seketika itu juga bikin aku suka sama dia. And i'm one of the "love at the first sight" believer, anyway. Bukan fisik, bukan kepribadian (ya mana mungkin bisa tau kepribadian dia secepat itu), atau apapun. But something like 'chemistry', yang gatau juga bentuknya kayak apa. You got to find and feel it yourself to believe in it :)

So kalo selama ini banyak banget orang yang berusaha buat ngejodohin aku sama si ini, si itu, si anu, well, thankyouverymuch. But i just can do nothing kalo ternyata gak ada sesuatu pun yang ada di diri mereka yang bisa bikin aku 'terpukau' sampe akhirnya suka sama mereka. I'm really sorry.
Bukannya sok jual mahal dan pemilih ya. No. Ini masalah sreg dan gak sreg nya. Itu aja sih.

Well, semoga segera menemukan seseorang yang bisa saling sreg satu sama lain. Dari dalem network ini juga gapapa kok, network nya bagus ini :D

Published with Blogger-droid v2.0.10

Thursday, September 26, 2013

mozaic

So. After a looong time, finally i have the strength to say this. Emm to tell this.
One of my biggest secrets that i keep for myself only since years ago. But now i think is the right time (hopefully), to reveal it.

Some years ago, when i was still in college i worked as an intern in one of the biggest FMCG company in Indonesia. Then i met this guy. And fall in love right afterwards.

He looked smart, at the very first time i saw him. And..  mature. I don't know, it perhaps reflected by the way he talked, responded, all of his gestures.

We worked on the same department, in the same floor, but handled different project. Sometimes we discussed everything related to our job, shared about each other's project and experiences. And for me that was quite delightful, because i love discussing something, or even everything. I got so many insights, inputs, and other positive things from him. I really don't know how was his opinion about me, or how he felt when we discussed. Was there any positive impacts from me or not haha. But one thing for sure, i learnt so mant things from him. Even until now. Seriously.

In short, i also shared many stories, including the story when i failed on one of the test for a training program. At that time i was so depressed, and he could encourage me to stay strong, to always look at the positive side, and remind me that there are still so many ways and opportunities out there.

That thing, made me even love him more. I admit it, i admit that he could steal my heart. (Sorry for the cheesy words hehe). But at that time i knew that i couldn't do anything. I just admired him in silence. I didn't know him much, and neither did he. So i wasn't sure about what he would think if he knew my feeling. Further more, we were in our 'struggling phase' of our lives, so i was pretty sure that he wouldn't take this thing seriously (if he already knew it). So i remained keep silent.

Finally i had to quit from that internship program because i accepted in one of the finance training program. I wasn't sure to apply on that program at first, but again, he was one of the person who encourage me to take that chance. I had to leave sooner than him. And we were separated, but sometimes we had a little chit chat to just exchange our recent life stories.

So i left, leaving my love for the unspecified period of time. I tought i will never see him again.

But then came a point in life that connected us once again. He told me that he was so confused about his future, where should he apply. So i suggested him to apply on one of training program in my company. Finally he applied, and also in many companies.

During his recruitment process, we shared about things related to it. As the one who has ever taken those tests (but failed anyway), i could give him many hints to face that test hehe. At last, he succeed! He passed! I was soooo happy. He passed because i knew that HE CAN. I was so sure about that, eventhough i was also surprised. Then the "dots" connected again.

I saw him around again, because we studied in the same building. It was more than enough for me to see him succeed. But i was still not sure about his feeling to me so i just kept silent. We were also busy with our training process, so i didn't want to break his focus to the program. And mine, too.

But you know what, a sacred feeling called love, once it was there, will always be there. In my journey, i might have fallen for another guy, admired another, and so on. Yet in some points in life, that feeling will arise again. And that's what i feel right now.

Eventough we don't communicate intensely, but i'm always happy when we keep contact. Because with him, we can discuss everyyyyting. I think. And that's the most important thing. I'm falling for him over and over again. But i don't know how's his feeling to me. Perhaps he just considers me as his friends :(

In my 'galau' period, i tried to know whether he already has a gf or not. Because if he has, that means i have to let go of my feeling or just save it for myself. So i asked my friend about it, a friend who is also in the same program with him. My friend told me that he already has a gf, and they've been dating since a month ago. I tried to guess who is that lucky girl, and yeah, i guessed it correctly. I admit that they are so close, and they must have shared so many things and have so many things in common. So yeah, they fall in love each other. My frankly guess.

I realize that i should be happy for them. Moreover, i also know that girl. She's kind. I think they will be such a perfect match for each other. Don't know whether i have to be sad or happy about it.

But i cried and cried for days. I didn't cry because they eventually dating. No. That's genuinely their rights. I can't do nothing about it. What made me cry is the fact that everything's too late. The window is now closed. The princess eventually comes, but the timing was wrong. So i just cried for my fate. Where have i been a month or two months ago? If only i have a little gut to express my real feeling, perhaps things would go in reverse. But that's life. Unpredictable swing.

A friend of mine once said, that if we love someone, just tell him. Despite of whether he already has gf or not, whether he has the same feeling or not, whether he will respond to our feeling or not. The important thing is that he knows. And our feeling will not be just a feeling.
Well, quite makes sense. But i'm afraid my confession will ruin everything.

Look, they have dated for a month, or two, approximately. Somehow this is the time when they are madly in love for each other. And i don't wanna be an antagonist who suddenly come with this great issue, then ruin their peaceful relationship. Maybe it won't be that dramatical, but hey, anything could happen, right?

And i also know that girl. It's impossible for me to break her heart if she knows the truth. She's kind to me, so i won't hurt her by taking her lover. I won't be an antagonist :(

Furthermore, i have been there, in the condition that full of tough choices. Quite same story, actually. When i dated a guy and then came another guy that confessed his feeling to me. I was so confuse and didn't know which one to choose, whether i keep my previous relationship or give that one person a try. This quite depressing because i also admired that another person for so long time ago before i met my current bf. Well, complicated at its finest.
But the point is, that was the most horrible condition when we're forced to decide or choose something.

I'm not saying that he will consider my feeling (if he already know) as serious as that, but i'm quite sure that he will think about it. And also other thing that i'm afraid of, namely if he changes after he knew my feeling, everything will never be the same, never-ending awkwardness, etc. I don't wanna that things happen.

For now, the most important thing is not to disturb his focus on training. I know it's so tough for him, but i do hope that he will survive and succeed.
His future is more important than anything else. Just keep aside my feeling. This (maybe) silly feeling that i keep since 2 years ago.

I have always loved anyone with all my heart and soul. And that's been more than enough for me.
One thing for sure, what is mine will eventually be mine.

I just can pray the best for you, A. :)

Published with Blogger-droid v2.0.10

Sunday, September 8, 2013

butterfly struck

Please don't be in love wih someone else
Please don't have somebody waiting on you~

You know what, when you're fallin in love, you're glowing. You will have such a beautiful sparkle. And everything's just feel great.

When you admire someone, you will always miss that person. You will smile or laugh at everything that reminds you of him/her. And you will always want to meet him. Even just seeing him around you makes your day seems so delightful.

But the fact is that it's only you that admire the person, thing that we called as a (maybe for now is just) one-sided love.
As a women, i can't do anything morr than that. More than admiring him secretly and wishing him a very best life. I'm afraid that if he knows my feeling we will never be the same.

So i won't do the same mistake again, and i will never tell hin first that i like him if i don't know for sure how his feeling to me.
I love him, i admire him, and i will just let the universe and Allah SWT to decide what's best for us.
I just can send all my prayers to him, so he will reach anything he wants to. And i will always be therr anytime he needs friend, anytime he needs my help. I will always be there.
For me, that've been more than enough.

And finally, i hope that he feels the same way too.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Tuesday, September 3, 2013

imagine

Imagine.
Imagination at work. Actually that is the tagline of my dream company, General Electric. But i'm try to implement it in my life haha

Well, talk about imagination at worl. Now i'm working. Err, i mean now i'm at office. Staring to my PC monitor and wait for some data to make another report. Kinda boring, you know, waiting for something. So i decided to make some imagination.

To be honest, i'm kind of person who like to imagine something. Perhaps because i'm so visual, so i try to make a big picture of anything in my mind, as detailed as i can. Or want.

So now i'm imagining about one thing that keep haunting my dreams. About something we call 'soulmate'.
Nowadays, i've heard some news about my friend who will marry her/hid soulmate. Even my two nieces will marry this year. That makes me thinking like 'when will be my turn?'
Haha. Am i that silly or what?

I realize that now i kinda want it too. You know, have a bf, a soulmate that will be my future husband. And now i'm wondering who he will be. Is he someoen i've known for so long time? Or is he a whole new person for me?

I'm still waiting

Published with Blogger-droid v2.0.10

Wednesday, August 28, 2013

viola!

Finally, new gadget changing (again).
So grateful that i can share everything here hehe
Okay i'll post soon. There are so many things i want to share.
Just wait a moment!

Cheers!

Published with Blogger-droid v2.0.10

Friday, April 12, 2013

birthday



April 12th. Happy birthday to me!!

Well, i'm officially 23 now. There are so many wishes I make, so many things I want to accomplish.
In this age, I promise to be wiser and wiser in living my life. In accepting anything happen in my journey.
I just want to be a better person, and have a better life -materially and spiritually- so I can give a better life to my family.
But the point is, I gotta be stronger and stronger, so I can always strengthen my family.

Funny facts. Among my friends' wishes lists, some are the things that they wish most for me.
That things are: successful of my career, I become fatter (oh really, they still want me to escape from this 'tiny and skinny' body LOL), and to have my prince, as soon as possible.

Well, I just can say "Amin YRA" while wishing the same way o:)

Anyway, these days actually I'm not on my best condition, mentally. There are so many things that I think, so many things to do, to plan. And it made me feel so blue. But at the end, I got a very kind and sweet surprise from my fellow in SFDP, and really, for me, it meant much. I really love them all.

In this 23rd age, I just want to live my life happily, but yeah, with full of dreams and effort to reach them.
And I choose to always be happy, no matter what.

"I'm thankful for this moment 'cause I know that I grow a day older and see how this sentimental fool can be..."

Saturday, February 23, 2013

read me whenever you're down

Dear future me,
if you feel like you're nothing, when you think that you're life is worthless, just read this.
just remember this. this are the things that you really want to accomplish in your life. this are your life time dreams. this are the things that will keep support you, guide you, and keep you alive.

You, perhaps are just an ordinary girl. just the same as every girl else. but you're gonna be a GREAT woman, a WONDERFUL lady, and that's what you will be.

Remember this things, future me.

1. You will be a great banker. a valuable employee and a promising talent for your company. you'll have a bright future, a good career path, and you'll see yourself in a top position, like what you always see yourself in your dreams. so you gotta work so hard to achieve that, to make this dream comes true. you still can be whoever you want to be. just keep your faith. never stop learning, never stop trying, never stop praying. you're capable of achieving anything you set your mind on.

2. Someday you will be at HBS, studying more and more about business, banking, management, leadership. I know you CAN DO THIS, baby. just plan about it and do anything you can to chase this opportunity. you will get the scholarship, so you can continue your study, and broadening your knowledge and horizon in the future. just remember that the building, the trees, the green fields, the classes, the library, the river, the dorm, the dean's houses, the great bell, the snow, are awaiting. just give your best shot to reach there.

3. Someday you will meet this guy. the person that will complete you. and you'll complete him. your soul sister, your other-half, your perfect match, that will fit you perfectly. someday, and don't be worry, because he's also waiting you somewhere and hoping to see you very very soon. and you will have a happy and great family with him, and your future children.

4. You will always be able to support your family, materially and mentally. just remember that you have that great responsibility to take care of your family and the other people around you, so STAY STRONG! you have to be strong so you can strengthen them. you are the strongest woman in this not-so-big family!

5. One day, you will open and re-read this post, and you will show your largest smile, your winning smile. you will see that everything written here become true. you will see that you're living a great life with a great spirit so you can achieve all of this. you can show this post to your lovely husband, your lovely children, your lovely family, and to the rest of the world as well. YOU WILL.

So now, you don't have any reason to live your wonderful life in a sorrow. you don't need to questioning anything happen in your life, because you know and BELIEVE that ALLAH SWT is always beside you, and your spirit even stronger so you always have an extra energy to keep struggling to reach your every single goal. JUST. KEEP. YOUR. FAITH.

You, are AWESOME. be proud of yourself, and grateful for everything that you already have.

Regards,
Present-Me.
February 24th, 2013. 10.25 am.

Tuesday, January 29, 2013

smooth play

hai, selamat bertemu lagi...

Entah apa yang akan dituliskan di hidupku selanjutnya, yang jelas misteri hidup itu memang ada. Mungkin hal yang sepele, hal yang jauh dari pikiran, bahkan diangankan pun tidak.

Sesuatu yang selama ini udah aku tunggu selama kurang lebih 5 tahun, yang saking lamanya sampai-sampai aku udah hopeless dan gak mau mengharapkan terlalu banyak, tiba-tiba muncul lagi. Dan aku gak tau harus senang atau sedih.

Tiba-tiba dia datang lagi, muncul lagi. Yaa walaupun dengan format yang berbeda, dengan kondisi yang beda juga. Dan aku cukup sadar untuk tidak terlalu terhanyut larut sama kenangan dan harapan masa lalu. Biarlah yang lalu berlalu. Yang sekarang, anggap aja sebagai 'bonus' atau 'buah' dari apa yang selama ini udah aku tanam. Gak mau terlalu membayangkan 'buah' yang terlalu manis juga, karena kadang-kadang manis juga bisa bikin diabetes, kan. Gak keren.

Intinya, kalau memang masih bisa dekat, ya mendekatlah. Tapi tetap harus sadar akan batasan-batasannya kan. Sekarang sih aku cuma mau mengikuti apa maunya kamu. Kamu datang, ya aku sambut. Kamu tanya, ya aku jawab. Tenang aja, aku gak akan berharap lebih (atau sekedar berpikiran untuk berharap lebih). Aku tau posisi aku, aku tau posisi kamu, dan, aku tau kondisi di sekeliling kamu juga gimana.

Sekarang aku cuma pengen bisa bantu dan support kamu semampu aku. Ya aku tau sih, kamu udah punya orang yang bisa dan berhak untuk men-support kamu dalam banyak hal. Dan sebenernya itu juga yang aku bingung, kalau kamu udah bisa dapet support penuh dari dia, kenapa harus pake tanya-tanya banyak ke aku? Tapi, ya, kembali lagi ke niat awal: aku cuma mau support kamu semampu aku dan sesuai dengan kapasitas aku. Gak akan lebih.

You come. You ask. So I will just support you to become whoever you want to.

Friday, January 11, 2013

Curhat Buat Sahabat

Pasca sakit kemarin, sebenernya sampai sekarang juga masih sakit, bener-bener merasa sendiri. Jauh dari keluarga, jauh dari orang yang sayang dan perhatian sama kita. Sebenernya aku tipe orang yang lumayan jarang sakit, tapi sekalinya sakit langsung ambruk tak berdaya. Mungkin karena fisik udah terlalu lelah jadi menuntut istirahat total setotal-totalnya. Dan yang paling menyedihkan adalah, selain tidak mendapatkan perhatian dari siapa-siapa, aku juga jadi gak bisa buat sekedar main dan menghirup udara bebas. Weekend yang seharusnya bisa disalurkan buat menikmati hidup, sekarang harus dihabiskan cuma dengan tidur tergeletak di tempat tidur. Berharap dengan begitu kekuatan tubuh kembali lagi. I still have so many things to do. So, cepatlah sembuh!

Puncaknya adalah tadi malam. Saat tepat pukul 3 pagi, demam lagi tinggi-tingginya. Mau ngompres badan juga gak punya tenaga buat sekedar bangun dan ambil air. Even walaupun haus banget juga gak bisa gerak. Sedih banget karena gak bisa ngapa-ngapain. Coba kalo lagi di rumah, pasti ada yang jaga, yang rawat...
Ah yasudahlah, memang demikian keadaannya.

Hari ini, masih lemes-lemes. Akhirnya cuma bisa menghibur diri sambil baca-baca buku. Terus inget ada satu cerita di novel Rectoverso-nya Dee, yang judulnya "Curhat buat Sahabat", yang rasanya sangat merepresentasikan keadaanku saat ini. Well, pengen tulis ulang di sini.

Gaun hitammu menyambar kaki meja, lalu menyapu ujung kakiku. Kamu sengaja berdandan. Membuatku agak malu karena muncul berbalut jaket jins, celana khaki, dan badan sedikit demam.

"Kamu tidak tahu betapa pentingnya malam ini," katamu, tertawa tersipu, seakan minta dimaklumi. Pastinya kamu yang merasa tampil berlebihan, karena katamu tadi di telepon, kita hanya akan makan malam sambil mendengarkanmu curhat.

Sebotol Muscat yang terbalur dalam kepingan es diantarkan ke meja. Dudukku langsung tegak. Jangan-jangan malam ini memang betulan penting.

Anggur itu berusia enam tahun. Gaun itu cuma keluar sekali dalam dua tahun. Restoran ini terakhir kamu pilih saat ulang tahun hari jadi jatuh cintamu ke-1, empat tahun yang lalu. "Ada yang perlu dirayakan? Selain kamu baru sembuh dari sakit dan aku yang gantian tidak enak badan?" tanyaku, berusaha santai. 

"Malam ini aku lahir baru."

"Kamu... bertobat?"

"Bisa jadi itu istilahnya!" tawamu menggelak-gelak lepas, lalu kamu mengatur napas, "Aku... selesai."

Mataku menyipit. Menunggu penjelasan.

"Selesai! Semua sudah selesai. Lima tahun sudah cukup. Aku berhenti menunggu. Berhenti berharap. Cheers!" Kamu dentingkan gelasmu ke gelasku.

Bulu kudukku meremang tersapu hawa demam yang tiba-tiba melonjak sesaat dari dalam tubuh. Atau pendingin ruangan yang terlampau sejuk. Piano yang mengalun terlalu indah di kuping. Kamu terlalu cantik saat menyerukan ikrar kebebasanmu. Aku merinding lagi dan selapis keringat dingin menyembul di tepi kening.

"Kenapa?" tanyaku, dan kamu pasti sudah siap untuk itu. Untuk sepotong kata tanya itulah kamu berdandan, mengenakan baju terbaikmu, dan memilih tempat ini.

Tolong jangan tersinggung jika kubilang aku tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Pertama, akan ada jeda kosong sekurang-kurangnya tiga menit, di mana aku akan melipat tangan di dada sambil memandangimu sabar, dan kamu akan memandang kosong ke satu titik, seolah di titik itulah halte tempat berbagai kenangan tentangnya berkumpul dan siap diangkat ke seluruh tubuhmu. Mulutmu lalu berkata-kata tentangnya, matamu dipenuhi olehnya, dan tak lama lagi kamu akan terlapisi saput yang tak bisa kutembus. Hanya kamu sendirian di situ. Dan kamu tak pernah tahu itu.

Ceritamu kerap berganti selama lima tahun terakhir. Semenjak kamu resmi tergila-gila padanya. Kadang kamu bahagia, kadang kamu biasa-biasa, kadang kamu nelangsa. Namun saput itu selalu ada. Kadang membuatku ingin gila.

"Aku menyadari sesuatu waktu aku sakit kemarin." Kamu mulai bertutur setelah sembilan puluh detik menatap piano. "Satu malam aku sempat terlalu lemas untuk bangun, padahal aku cuma ingin ambil minum. Tidak ada siapa-siapa yang bisa kumintai tolong.."

Jaketku harus kurapatkan. Sensasi meriang itu datang lagi.

"Malam itu rasanya aku sampai ke titik terendah. Aku capek. Dan kamu tahu? Aku tidak butuh dia. Yang kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku... dan segelas air putih."

Kepalamu menunduk, matamu terkatup, kamu sedang menahan tangis. Malam panjang kita resmi dimulai.

"Tapi... aku janji.. tangisan ini buat yang terakhir kali.." katamu tersendat, antara tawa dan isak. Berusaha tampil tegar.

Dan inilah saatnya aku menepuk halus punggung tanganmu. Dua-tiga kali tepuk. Dan tibalah saatnya kamu tersengguk-sengguk. Tak terhitung banyaknya. Lalu bedak dan lipstikmu meluntur tergosok tisu.

"Orang.. yang begitu tahu aku sakit.. mau jam berapapun.. langsung datang..." Susah payah kamu bicara.

Aku ingat malam itu. Hujan menggelontor sampai dahan-dahan pohon tua di jalanan rumahku rontok seperti daun kering. Teleponku berdering pukul setengah dua belas malam. Aki mobilku kering, jadi kupinjam motor adikku. Sayangnya adikku tak punya jas hujan. Dan aku terlalu terburu-buru untuk ingat bawa baju ganti. Ada seseorang yang membutuhkanku. Ia minta dibelikan obat flu karena stok di rumahnya habis. Ia lalu minta dibawakan segelas air, yang hangat. Aku menugguinya sampai ia ketiduran. Dan wajahnya saat memejamkan mata, saat semua kebutuhannya terpenuhi, begitu damai. Membuatku lupa bahwa berbaju basah pada tengah malam bisa mengundang penyakit. Saat itu ada yang lebih penting bagiku daripada mengkhawatirkan virus influenza. Aku ingin membisikkan selamat tidur, jangan bermimpi. Mimpi mengurangi kualitas istirahatnya. Dan untuk bersamaku, ia tak perlu bermimpi.

Napasmu mulai terdengar teratur. Air mata masih mengalir satu-satu, tapi bahumu tak lagi naik turun. Kamu menatapku lugu, "Keinginan itu... tidak ketinggian, kan?"

Lama baru aku bisa menggeleng. Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam.

"Jadi, sekarang kamu mau bagaimana?" Demikianlah ciri khas malam curhat kita. Kamu tidak butuh instruksi. Aku hanya bertindak seumpama cermin yang memantulkan segala yang kamu inginkan. Kamu sudah tahu harus berbuat apa, sebagaimana kamu selalu tahu perasaanmu, kepedihanmu, dan langkahmu berikutnya. Kamu hanya butuh kalimat tanya.

"Aku akan diam," jawabmu dengan nada mantap yang membuat senggu dan isak barusan seolah tak pernah terjadi.

"Diam?"

"Ya. Diam! Diam di tempat. Tidak ada lagi usaha macam-macam, mimpi muluk-muluk. Karena aku yakin di luar sana, pasti ada orang yang mau tulus sayang sama aku, yang mau menemani aku pada saat susah, pada saat aku sakit.."

Kamu selalu tahu kebutuhanmu dari waktu ke waktu. Yang tidak kamu tahu adalah kamu sendirian dalam saput itu.

Gelas-gelas kita kembali diisi. Lagi, kamu mengajakku mengadu keduanya, dan kali ini dengan sumringah kamu berkata, "Demi penantian yang baru! Yang tidak muluk-muluk! Cheers!"

Sesuatu dalam ruangan ini terlalu menyakitkan bagiku. Entah semburan angin dari mesin pendingin atau suara piano yang mengiris-iris kuping. Entah anggur ini terlalu tua bagi lidahku atau cinta ini terlalu tua bagi hatiku. Kurapatkan jaketku hingga tak bisa ditarik ke mana-mana lagi.

"Kamu sakit?" Kudengar kamu bertanya dengan nada cemas. Kulihat kedua alismu spontan bertemu, menunjukkan rasa heran yang sungguhan.

"Ya."

"Gara-gara kehujanan waktu ke rumahku itu, ya?"

"Ya."

Sebotol mahal anggur putih ada di depan matamu, tapi kamu tak pernah tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih.

---------

Seperti itulah. Mungkin gak seratus persen mirip, tapi aku bener-bener bisa rasain gimana sedihnya, sendirian ketika kita sakit. Dan, pastinya kita mengharapkan orang yang kita sayang ada di samping kita, kan? Tapi kadang hidup tidak semudah itu. Karena kadang orang yang kita sayang pun tidak sesayang itu sama kita.

Anyway, Curhat buat Sahabat ini nantinya akan difilmkan. Udah jadi malah, tinggal tanyang tanggal 14 Februari 2013 nanti. Ini dia teasernya. Can't wait to watch it! Pasti berasa nonton kisah diri sendiri sih. Sounds interesting :D



Oh iya ini juga ada lagunya. Satu paket dari Rectoverso. Salah satu Dee's masterpieces yang paling mengena, yang paling aku suka.


Intinya, sekarang aku cuma:
Ingin diam duduk di tempatku menanti seorang yang biasa saja. Segelas air di tangannya saat ku terbaring sakit. Yang sudi dekat, mendekap tanganku, mencari teduhnya dalam mataku. Dan berbisik "kau tak sendiri, oh dewiku"

Dan demi Tuhan, hanya inilah yang, ini saja kuinginkan....

Saturday, January 5, 2013

Tahu Diri

Well, wanna say so many words but I think this song represents what I feel right now.