Saturday, December 22, 2012

again.

inikah namanya cinta diam-diam~

well. gak bisa dipungkiri kalo aku bener-bener sayaaaang banget sama dia. Walaupun aku tahu sih, kayaknya rada impossible. Kita kan gak deket, ya. Mungkin dia juga bakal ngerasa aneh kalo tau aku sayang sama dia. Sesayang ini sama dia. Tapi ya gimana, kadang aku emang bisa cepet suka dan sayang sama orang, bahkan kalo baru sebentar kenal sekalipun.

Padahal kemaren-kemaren aku juga sempet tersadar kalo mungkin kita gak akan punya kesempatan. Belum lagi fakta-fakta lain yang aku tau, yang semakin memaksa aku buat bisa TAHU DIRI karena aku bahkan GAK TAHU APA-APA tentang kamu. Sempet down dan mundur juga. Sempet setengah mati mencoba buat cuek ke kamu, buat gak melihat ke arah kamu, buat gak peduli sama apapun yang kamu lakuin. Tapi ternyata cuma bisa bertahan beberapa hari, karena pada akhirnya aku tetep aja kepikiran kamu,. Se-kepikiran itu. Dan karena tiap hari adaaaa aja hal yang bikin aku semakin kagum dan suka sama kamu.

"Mungkin kau takkan pernah tau betapa mudahnya kau untuk dikagumi. Mungkin kau takkan pernah sadar betapa mudahnya kau untuk dicintai..." (Pemuja Rahasia - Sheila on 7)

Dari dulu, yang namanya rasa sayang emang gak pernah bisa dihindari. Sekalinya udah sayang sama orang, pasti akan bisa sampai sesayang ini. walaupun mungkin dianya gak tau atau gak mau tau.
Buat aku, yang penting bisa liat kamu seneng. Kamu emang bukan tipe orang yang gampang deket dan terbuka sama cewek ya, kalo aku liat. Kamu juga lumayan jarang ngobrol sama temen cewek. Pertama aku mikir kalo mungkin emang itu sifat kamu, yang agak introvert. Tapi lama-lama aku jadi mikir kalo kamu ngelakuin itu mungkin karena di hati kamu udah ada seseorang yang kamu sayangi, whom I don't know who the lucky girl is.

Well, I've loved somebody with all my hearts, and it's been always enough for me.
Aku sayang kamu itu urusan aku, bagaimana kamu itu urusan kamu.

Sekarang aku cuma bisa diam-diam liatin kamu dari jauh, perhatiin kamu dari jauh. Aku tau kok pas kamu lagi sakit, pas kamu lagi rada lemes gara-gara puasa, pas kamu lagi kedinginan, pas kamu lagi ngantuk. Aku tau :)

Tiap aku liat ke kamu, atau liat ke arah kamu, dalam hati aku selalu berdoa semoga aku bisa terus sayangin kamu, dengan setulus-tulusnya. Dan semoga Allah juga mengijinkan perasaan ini bisa berlabuh. Dan semoga suatu saat nanti kamu bisa sadar, dan bisa merasakan hal yang sama ke aku. Wallahu a'lam.

Sejauh ini aku udah bisa lumyana deket, lumayan sering ngobrol sama temen-temen cowok lain. Tapi sama kamu, masih lumayan jarang.
Well, dari jauh keliatan gak terlalu deket dan gak terlalu kenal, tapi sebenernya menyimpan perasaan sayang yang teramat mendalam. Keren kali, ya. Tapi, nyeseknya juga keren. Tiap hari, tiap saat, tiap waktu, cuma bisa perhatiin kamu dari jauh. Tapi, aku tau :)



Sunday, December 9, 2012

especially for you

hey,
do you remember when we accidentally sing this song together? Especially for you.
Actually, I don't really know about this song, But I don't know why I could sing it some days ago, with you, and with some other friends, actually hehe. Well, I just relied on my instinct. I'm usually able to guess the tone, the rhyme, or something like that. I don't know whether I have heard this song or not, but one thing for sure, I can sing and loooove this song since that day.





And, before we sang this song, we also accidentally sang one song, in duet, Lucky by Jason Mraz and Colbie Caillat. I love that song, so I picked it. And yeah, once more, accidentally we sang it together. And I was so surprised that we could sing it in duet, perfectly, in a very good harmony. (Well, not that perfect perhaps, but I was just like the original version hoho).

aaahh. At that time I just felt like, are we meant to be each other? Because yeah, I like you. But I don't know what's your opinion about me, I don't want to assume or expect anything, for it just disappoint me, maybe. So, I just... hope that you feel the same way too. And I don't want to seemed like I'm very interested to you. Yeaa maybe I'll a little quite to you. I won't make it so obvious that you might feel uncomfortable with me. I will make sure to keep my distance, til I'm sure that you feel the way I do.

I just realize, and-partly-wishing that we're meant to be. I don't know. I just can feel it. Or maybe, dream it.
But this is, especially for you.

Thursday, November 29, 2012

Distance

Lagi suka banget sama satu lagu ini. Muter terus di kepala, dan udah jadi sountrack hati selama bulan November ini.
Distance, by Christina Perri


The sun is filling up the room
And I can hear you dreaming
Do you feel the way I do right now?
I wish we would just give up
Cause the best part is falling
Call it anything but love


And I will make sure to keep my distance
Say "I love you" when you're not listening
How long can we keep this up, up, up?

And please don't stand so close to me
I'm having trouble breathing
I'm afraid of what you'll see right now
I give you everything I am
All my broken heart beats
Until I know you understand

And I will make sure to keep my distance
Say "I love you" when you're not listening
How long can we keep this up, up, up?

And I keep waiting
For you to take me
You keep waiting
To save what we have

So I'll make sure to keep my distance
Say "I love you" when you're not listening
How long can we keep this up, up, up?

Make sure to keep my distance
Say "I love you" when you're not listening
How long til we call this love, love, love?


Sunday, November 25, 2012

another demotivation

demot. lagi, setelah sekian lama. padahal aku udah berbangga hati kalau selama ini bisa berhasil terlepas dari kata itu. ternyata sekarang datang lagi.

mungkin karena aktivitas yang high pressure tapi cukup monoton, yang menuntut otak dan fisik buat selalu siap dijejali berbagai hal yang banking related, plus ujian-ujian yang menanti di hampir setiap penghujung hari. rasanya kalau bisa teriak, pengen deh teriak. but again, di sini bukan tempat yang cocok untuk berkeluh kesah. yang ada hanya harus terus berusaha, belajar, dan..... berdoa.

aku amat sangat seneng dan bersyukur bisa masuk ke program ini. sangat bersemangat. karena ya, gak ada lagi yang harus dilakukan selain harus terus semangat kan. apalagi aku suka banget sama lingkungannya, teman-teman seprogram ku yang walaupun kita baru kenal selama kurang lebih 4 minggu, rasanya udah saling akrab satu sama lain. trus juga materinya yang (untuk saat ini) aku suka. mudah-mudahan sampai ke depannya terus-terusan lancar, ya. Amin.

besok akan ada ujian ke-empat dalam minggu keempat program ini. rasanya semangat udah hampir habis. padahal perjalanan masih sangat jauh. masih sekitar 5 bulan lagi. dan sialnya, entah kenapa demotivasi itu muncul lagi.

mungkin ini cuma efek samping dari beberapa hal yang aku alami. mungkin aku cuma homesick? kangen keluarga? kurang hiburan? pengen lebih banyak refreshing? atau terlalu capek untuk terus-terusan ujian?
apapun itu, yang jelas aku butuh suntikan semangat. dalam bentuk apa? dari siapa? entahlah.

selama ini selalu kecewa kalau mengharapkan sesuatu dari manusia. pun demikian halnya kalau aku berharap akan ada sesuatu (atau seseorang) yang menyemangati aku. oke aku udah pasti dapet support penuh dari keluargaku. tapi, bukan tipe support itu yang aku maksud. ngerti kan?

jadinya sekarang berusaha buat menyemangati diri sendiri aja deh. toh internal motivation itu sifatnya lebih kuat dan lebih tahan lama. biasanya. inget aja kalau ini adalah masa-masa penuh perjuangan. inget aja kalau ini adalah kesempatan langka yang udah dikasih Allah buat aku. inget aja kalau aku masih punya banyak kewajiban yang menunggu untuk diselesaikan. inget aja kalau aku, dan yang paling penting keluargaku, harus dapat bertahan hidup. inget itu aja.

mudah-mudahan demotivasi ini gak terus berlanjut sampai berdampak negatif buat performance aku. mudah-mudahan besok bisa kembali semangat lagi, waktu liat temen-temen yang super semangat. waktu kita selalu belajar bareng sebelum menghadapi apapun bentuk ujiannya. waktu kita selalu ketawa-ketawa bareng sampai tulang pipi rasanya mau copot.
yah, kayaknya aku kangen sama mereka. tenang aja Ay, besok juga ketemu kok :)

ok. kesimpulannya, jangan pernah berhenti berjuang dan menyemangati diri sendiri. kamu harus bisa terus jalan, dengan langkah kaki yang lebih lebar dari biasanya, dengan kepala yang selalu melihat jauh ke depan, serta dengan mulut yang tak henti-hentinya berdoa.

it's a must, Ay. karena kalau boleh mengutip kata-kata dari blog sebelah, dalam program ini kita "Pass or Die"







Monday, October 15, 2012

History and (or) Mystery

".. Dan ku bisa dengan radarku menemukan mu.." (Perahu Kertas)

Ya. I've found you. Setelah entah berapa lama lost contact.
Namanya Yudis. Yudistira Satria Wibowo. Suka banget sama namanya. Sama orang dan sifatnya juga. Aku emang belum pernah bisa kenal lebih jauh lagi sama dia. Belum pernah ada kesempatan, lebih tepatnya. Sejak dari SMA dulu -sekitar tahun 2007- sampai sekarang. Emmm ceritanya agak absurd. Mungkin judul yang paling tepat adalah "one-sided love". Apakah itu? Hal yang lumayan menyedihkan di dunia ini.


History:

Aku udah suka, sayang sama Yudis sejak 2007 lalu. Sampai sekarang, jadi kurang lebih udah 5 tahunan, ya. Gila. Walaupun dulu aku juga udah pernah punya "kisah" lain, tapi entah kenapa ujung-ujungnya selalu balik ke Yudis. Entah mengapa. Tapi nyatanya, once you love someone, that feeling will always there. Kecuali kalo emang udah ada ending dan closure yang jelas, nanti feeling itu bakal ilang sendiri. Tapi sama Yudis? Belum pernah mengenal kata "closure".

Pertama kali liat Yudis, pas kelas 3 SMA dulu. Ceritanya kelasku sama kelas dia digabung di mapel seni musik, buat nampilin suatu pagelaran musik. Jadilah kita latihan bareng. Suatu hari aku ngerasa baru pertama kali liat dia. Aku pikir dia anak kelas lain yang lagi main-main aja di ruang musik. Tapi ternyata, dia sekelompok sama kelasku. Pas pertama liat dia, aku langsung suka. Well, gak memungkiri, pas pertama diliat pasti face-nya. Dia lucu. Imut. Dan dia jago main gitar (atau bass, ya waktu itu. Lupa).

Selama beberapa kali kita latian, aku juga sering ga sengaja liat dia. Aku emang tipe orang yang gampang kagum sama orang yang jago main musik, jadi ya gitu deh. Semakin suka aja liat dia. Apalagi dia juga orangnya baik (kayaknya). Kita masih jarang ngobrol sih waktu itu. Sampai waktu itu kita shalat berjamaah, dia yang jadi imamnya. Awalnya aku mikir, "ah, cowok gaul kayak dia pasti bacaan shalatnya biasa aja."
Tapi ternyata aku salah. Bacaan shalatnya, subhanallah. Untuk ukuran anak SMA, menurutku bagus banget. Jadilah aku semakin kagum sama dia.

Waktu hari-H pentas seni itu, ada beberapa kejadian antara aku sama dia, yang bikin aku deg-degan. Kejadian sepele, sih. Misalnya waktu dia tiba-tiba milih duduk di belakang aku (yang waktu itu aku sampe GR banget, padahal setelah ditelisik lebih jauh lagi, dia pasti duduk di belakang aku karena di atas kita ada kipas anginnya. jadi biar adem gitu); trus juga waktu aku numpahin minuman di kaki dia. trus kalo gak salah inget, dulu kita juga sering diledekin sama temen-temen.
Mungkin emang amat sangat sepele banget, tapi buat aku yang lagi "jatuh cinta" waktu itu, cukup buat bikin aku sesek gak bisa nafas. True story.

Aku pernah baca di suatu tempat, katanya:
"When you like a guy, do nothing about it and expect him to magicallly know and make the first move." (Women's Logic)
Ya, kayanya itu women's logic. Tapi aku bukan tipe perempuan yang kayak gitu. Aku selalu pengen usaha dulu, entah bagaimanapun caranya. Entah ini sisi positif atau sisi negatif.

Jadi, singkat cerita, aku sampai minta nomor HP dia ke temenku yang sekelas sama dia. Mulailah kita SMS-an, cerita ini-itu, ketawa ketiwi gak jelas. Dulu kita juga sempet mau ketemuan gitu ngobrol langsung, tapi trus dia batalin karena dia mendadak harus ke luar kota. Sedih banget waktu itu, tapi yaudahlah. Trus waktu kita perpisahan SMA, rasanya pengen banget bisa ngobrol sama dia waktu itu, tapi karena kita gak sekelas jadi susah ketemunya. Padahal malem sebelum perpisahan itu kita masih SMS-an.........

Sampai akhirnya aku jujur sama dia kalo aku suka ma dia. Awalnya dia kaget, dan akhirnya dia juga bilang kalo dia ada rasa juga ke aku (entah itu bener atau bohong). Tapi dia bilang kalo lebih baik kita sahabatan aja, lagian kan kita baru lulus SMA, masih banyak hal yang harus kita pikirin. Masih banyak hal yang harus kita raih. Kita harus bisa membanggakan dan membahagiakan orang tua kita dulu.
Reaksiku waktu itu: OMG, Yudis bener banget. Ya ampun, dia wise banget sih, udah sampe mikir ke sana. Oke deh, yuk kita raih cita-cita kita dulu. Gak apa-apa deh cuma sahabatan dulu sama dia.
Reaksiku sekarang: OMG, itu tuh tandanya secara gak langsung dan secara halus dia nolak kamu! Dia gak suka sama kamu!
Keliatan banget kan, dulu segimana naif-nya aku.

Ya, dengan berbekal ke-naif-an dulu kala, aku tenang-tenang aja. Tetep sayang sih sama dia. Cidaha. Cinta dalam hati. Kita masih sempet komunikasi sih, kadang-kadang. Buat aku (waktu itu), yang penting kita masih bisa keep in touch.

Oh iya, ada satu lagi top secret yang belum aku share. Yudis adalah orang yang bikin aku memutuskan buat pindah jurusan dari Matematika ke Manajemen. Kenapa bisa? Begini ceritanya.
Dulu di Matematika kan bisa dibilang aku gak suka. Udah gitu susah. Jadi stress lah akibatnya. Nah, waktu itu aku sering membayangkan, kira-kira Yudis di sana belajar apaan, ya? (Kebetulan Yudis kuliahnya ambil Manajemen). Alhasil aku tanya-tanya ke temenku yang anak manajemen, pinjam buku-buku dia. Dengan harapan bisa lebih jelas mengira-ngira Yudis belajar apa. Eh, akhirnya aku malah ngerasa kalau manajemen lah yang pas buat aku. Aku suka sama materinya. Mungkin terpengaruh secara subyektif juga, sih.Tapi akhirnya aku memang memutuskan buat pindah ke Manajemen. Harus.

Sebagai anak IPA yang gak ngerti sama sekali tentang IPS (dan gak punya bukunya pula), akhirnya aku coba-coba buat pinjem buku-buku IPS ke Yudis. Ternyata dia menyambut baik dan dia minjemin buku-buku IPS yang banyak banget. Surprised. Tapi seneng. Jadilah aku semangat banget belajar IPS-nya.
Anehnya, ada beberapa buku itu yang bukan buku dia. Jadi ada yang pake nama orang lain, teman sekelasnya. Aku langsung GR aja, mikir kalo "wah, dia baik banget sampai nyariin dan minjemin buku dari orang juga." Sekali lagi, GR.

Singkat cerita, akhirnya aku berhasil lolos tes SIMAK UI 2009, dan bener-bener masuk manajemen. Aku seneng banget, trus langsung ngasih tau Yudis. Dia juga seneng. Lega..
Tapi setelah itu, kita sama-sama udah mulai sibuk sama kuliah kita masing-masing. Jadi jarang komunikasi. Dan aku malah dapet kabar kalau keluarga dia pindah rumah ke bekasi (dapet info dari adeknya, dengan berbekal SKSD ke adeknya lewat twitter) dan dia keluar dari kuliahnya. Sedih.

Sejak saat itu, bener-bener lost contact. Dan aku seakan udah rela lah kalau di sana dia punya pacar. Toh aku juga bukan siapa-siapanya dia kan, gak berhak buat marah. Aku sempet nemu FB dia, tapi gak aku add karena aku gak mau ganggu hidup dia lagi. Yah, akhirnya kita punya kisah masing-masing.

Akhirnya skripsiku kelar. Kuliahku selesai. Di momen-momen yang penuh kebahagiaan itu, aku mulai flashback perjalanan studi ku dari awal di manajemen. Tiba-tiba teringat, kalau aku bisa sampai kayak sekarang ini ya salah satunya atas jasa Yudis. Bagi dia mungkin bantuannya waktu itu cuma hal kecil yang gak berharga. Tapi buat aku, justru itulah yang menjadi awal dari segala pencapaian aku selama ini. Sometimes the little thing you do to other, means a whole world for them.

Makanya aku bener-bener bersyukur dan berterima kasih sama dia. Pengen rasanya mengucapkan terima kasih secara langsung ke dia, tapi dengan cara apa? Aku spesial memasukkan nama dia ke salah satu daftar di ucapan terima kasih di skripsi aku. Dan, you know what? Nulisnya pake hati. Suer.



Aku punya ide. Aku fotoin bagian ini, trus aku twitpic ke adeknya, dan minta tolong ke dia buat nunjukkin ini ke Yudis. Yah, itulah satu-satunya cara yang aku bisa tempuh buat menyampaikan rasa terima kasihku buat dia. Bahkan adeknya sempet ngeledekin aku juga. Dan dia ngasih nomor HP Yudis, tapi sampe sekarang aku gak pernah hubungin dia. Kenapa? Karena (kata adeknya juga) Yudis udah punya pacar. Aku gak mau ganggu. Walaupun dengan menghubungi dia bukan berarti mengganggu hubungan dia sama pacarnya sih, tapi aku tetep gak mau. I don't wanna be an antagonist.

Sejak saat itu, my mind and heart are full of love for him (again). Ceritanya mau CLBK, tapi cuma di satu sisi, di sisi aku aja. Tiap saat kepikiran dia. The knight's finally come, but the timing's wrong. Mungkin sampai sekarang kita belum ditakdirkan buat ketermu. Setiap aku inget kalau dia udah punya cewek, aku berusaha buat sadar, tahu diri, dan yah.. menerima keadaan.

Beberapa temen deketku yang tau kalau aku lagi suka lagi sama Yudis, bener-bener kaget dan mempertanyakan. They asked, "Hey, are you serious? I mean, why don't you get another guy?"
atau "Hey, it's been 5 years, and isn't it just wasting your time, loving someone for so long time?"

 Mystery:


Aku gak tau harus bilang apa kalau mereka tanya kayak gitu. Selama ini aku juga udah berusaha buat bisa suka sama orang lain, tapi nyatanya, until now. he's still the one. The only one I need.
Dan masalah wasting time, aku gak pernah menganggap kalau menyayangi seseorang itu wasting time. Justru kita bisa belajar banyak dari situ. Belajar buat pasrah, buat berjuang, buat ikhlas on the other day. Itu.

Tapi akhirnya aku jadi mikir juga. Tetap bertahan kayak gini, mau sampai kapan? Toh dai juga gak ada respon apa-apa. Aku pikir "pergerakan" ku selama 5 tahun terakhir ini udah cukup. Sisanya, tinggal Allah SWT yang menggerakkan. Kalau memang masih bisa bergerak.
Kata papahku, kalau emang dia gak merespon, kenapa harus dilanjutkan? Ya pastilah dia gak ngasih respon apa-apa, karena dia udah punya pacar, dan dia pasti berusaha buat setia sama pacarnya (which is good, he does the right thing). Jadi, sudahlah. Kalau memang dia jodoh kamu pasti dia akan kembali ke kamu, dan dia yang akan gantian memperjuangkan kamu, sebagaimana kamu memperjuangkan rasa sayangmu ke dia selama ini. Dan, ingat, tidak semua hal yang menurut kita baik, juga baik menurut Allah. Jadi, sudah, sudah cukup kamu berjuang sendirian.

Papahku ini emang ajaib. Tau aja caranya mengingatkan anakanya untuk selalu kembali rasional.

Ini memang sudah sampai di titik yang di luar kuasa manusia. Sekarang aku cuma bisa pasrah. Dan aku seneng liat dia udah bahagia di sana. Well groomed, happy life. I'm so happy for you, Yudis :)

Tadinya aku lagi mau menerapkan lirik lagunya Rossa yang Menunggu:
Ku menunggu
Ku menunggu kau putus dengan kekasihmu
Tak akan ku ganggu kau dengan kekasihmu
Ku kan selalu setia tuk menunggu mu...
Tapi kok rasanya jahat banget, mengharapkan orang buat putus sama pacarnya. Astaghfirullah. Jadi sekarang gak jadi. Pasrah aja lah.

Funny story:
Dulu pas aku masih nunggu dia, aku sampe nulis gini "Selama anggrek bulan masih belum punah dari muka bumi, aku akan tetap sayang sama dia." (Kenapa anggrek bulan? Karena pas pensi dulu kita nampilin akustik pake lagu Anggrek Bulan-nya Chrisye).
da salah satu quote di FB ku aku tulis "Like you have special motivator. Someone you would run to, wait for you in the finish line with open arms. Which you have to reach there quickly to hug him back." (Someone yang aku maksud di situ adalah Yudis itu, yang aku asosiasikan dia nunggu aku di finish line di Manajemen).

Cinta, se-absurd itu.

"Cinta yang tak mungkin terbang tinggi..."



and... maybe this is my closure.

Friday, August 31, 2012

mourning

Sabtu pagi. Hari pertama setelah terlepas dari kewajiban magang, di mana seharusnya aku bisa santai-santai, bangun siang, bermalas-malasan. Yah, anggap saja membalas dendam selama kurang lebih dua bulan ini kurang siang bangun tidur paginya heheh. Tapi entah kenapa, mungkin karena jam biologisku sudah sekian lama ter-setting untuk bangun pagi, bangun subuh dan tidak tidur lagi, jadilah dari subuh tadi mata sudah tidak bisa merem. Sebenarnya masih ngantuk. Lemas. Mata perih. Perut mual. Biasalah, morning sick.

Besok, 2 September 2012 akan ada wisuda FEUI, atau yang biasanya disebut Yudisium FEUI. Tema kali ini entah apa, yang jelas kita punya slogan (dengan hastag) #GRAYduation08. Entah akan berjalan seperti apa caranya besok, karena aku sendiri belum pernah sekalipun "mengintip" Yudisium dari tahun-tahun sebelumnya. Kabarnya di acara Yudisium ini kita tidak memakai toga, cukup memakai kebaya dan jas. Kecewa. Padahal aku sudah tidak sabar untuk segera memakai baju kebesaran itu heheh.

Satu lagi. Slogan tahun ini #GRAYduation08, which means ini adalah acara kelulusan FEUI angkatan 2008. Bagaimana dengan aku? Sempat bingung dan galau angkatan. Secara hukum aku masuk FEUI sebagai angkatan 2009. Dan karena satu dan lain hal, aku lulus bersamaan dengan angkatan 2008. Bukan masalah besar juga sebenarnya, cuma merasa... "out of place". Tapi sudahlah. Walaupun terdaftar sebagai angkatan 2009, toh jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku berjiwa 2008 kok :D

Semoga Yudisium besok berjalan lancar. Ditemani oleh seluruh anggota keluarga aku, mudah-mudahan hari itu aku bisa membanggakan mereka. Semoga, aku bisa membawa diri di antara senior-senior yang seketika menjelma sebagai teman seangkatan.

Hari ini masih harus bersibuk ria menyiapkan semuanya. Sendirian. Yah, orang tua dan keluarga baru akan sampai Depok nanti malam. Mari berbenah! :p

Ulasan acara dan (mungkin) foto-foto bisa dilihat di postingan selanjutnya.
Have a great saturday! X

Sarjana!

Am still in my office. An hour to go and to end everything here.
Sudah tidak ada yang bisa dikerjakan lagi, akhirnya iseng buka blog lagi :D

Mungkin sekarang aku mau cerita tentang perjalanan kuliah aku, yang akhirnya menemukan titik akhirnya juga. Kuliah di semester 6, which is semester terakhir kalau buat aku, menyisakan pengalaman yang teramat mendalam. Bukan cuma dalam hal perjuangannya, tapi juga kesempatan dan keberuntungan yang ada di dalamnya. Aku bener-bener merasa beruntung banget bisa menjalani hari-hari penuh kuliah dan skripsi dengan sangat lancar dan tanpa suatu kendala berarti.

Kuliah yang cuma menyisakan 4 mata kuliah, mungkin memang tidak terlalu berat dibandingkan dengan semester-semester sebelumnya yang menembus 7 mata kuliah. Memang, tantangan terbesar datang dari skripsi. Satu kata yang menjadi momok menakutkan bagi hampir semua mahasiswa tingkat akhir. I'll tell ya how was mine.

Dari akhir semester 5, aku udah berusaha mencari-cari topik penelitian. Plus jurnal-jurnal pendukungnya juga. Setelah mantap dengan satu topik, waktu itu tentang "Employee's Burnout", dengan objek penelitian karyawan frontline. Waktu itu aku mantap mau menjadikan perawat rumah sakit (nurse) sebagai objek penelitian. Maka jadilah aku konsultasi ke dosen tentang pilihan topik itu. Dan, tanggapannya? Mengecewakan. Menurut keterangan dosenku, topik itu menarik, tetapi sulit untuk diteliti. Alat ukurnya belum jelas. Terlebih lagi dengan objek seorang perawat, who is so busy sometimes, and they definitely won't have much time to fill my questionnaire or interview. Pokoknya lebih baik jangan, katanya.

Waktu itu lagi libur semester. Satu bulan, dan kebetulan saat itu aku juga lagi magang di Tiga Raksa, mengerjakan project yang sedang hectic juga. Dengan adanya tanggapan seperti itu, aku jadi sedikit "malas" untuk mencari topik lain. Jadi aku putuskan buat melupakannya sejenak.

Awal Februari, temen ku bilang kalau ada salah satu dosen yang menawari aku jadi asisten peneliti di penelitian beliau. Langsung kan aku kontak dosen itu, dan ternyata memang benar. Alhasil diajaklah aku ke dalam penelitian beliau, which is scope-nya sangat besar sekali. That's the first luck.
Walaupun aku harus terima apaun topik penelitiannya (yang pada akhirnya akan jadi topik skripsi ku), aku tetap bersyukur karena toh topiknya juga menarik. Tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan.
Penelitian ini menggunakan sekitar 500an responden, yang merupakan salespeople perusahaan Pembiayaan (Multifinance) terbesar di Indonesia, A*ira Finance. Dan responden itupun tidak cuma berasal dari Jabodetabek, tetapi seluruh pelosok tanah air. Wow!

Setelah aku masuk ke dalam penelitian beliau, aku bertanggung jawab untuk memerika keabsahan kuesioner, input data, mengolah data, analisa, sampai mengambil kesimpulan. Ibaratnya memang seperti melakukan penelitian sendiri, dari awal sampai akhir, hanya saja tidak perlu bingung-bingung mencari dan mengumpulkan responden. How lucky I was!

Akhirnya penulisan skripsi pun dilakukan selama kurang lebih 4 bulan. Untungnya dosen aku itu orangnya amat sangat disiplin dan teliti, jadi aku bisa selesai tepat waktu dan dengan kualitas yang bisa dibilang baik dan sangat memuaskan. Kalau biasanya selama proses skripsi mahasiswa yang mengejar-ngejar dosen pembimbing, tapi lain halnya dengan aku, yang justru mahasiswa dikerjar-kejar dosen. Seriously. Setiap minggu atau biasanya dua kali dalam satu minggu harus ada progress. Setiap hal yang direvisi harus diperbaiki, dan jangan lupa kalimat, tanda baca, daftar pustaka, dan lain sebagainya.

Jadi, total jumlah revisi tiap bab rata-rata bisa lebih dari 7 kali. Ya itulah, suka dukanya punya dosen yang amat sangat perfeksionis sekali. Aku dan Thaher, partner skripsi aku yang juga anak bimbingan Ibu Yanki, bener-bener bekerja keras demi memenuhi ekspektasi dosen hehe. Tapi aku tetap merasa bersyukur, setidaknya karena memang sangat diperhatikan sekali oleh dosen. Teman ku yang lain, bahkan cuma ketemu dosennya 2 atau 3 kali selama periode penyusunan skripsi. Dan mereka harus terburu-buru di akhir karena semua revisi merea tampung di akhir.

Sidang? Aku waktu itu mendapat giliran pertama, hari Kamis 21 Juni 2012 pukul 08.00 di Departemen Manajemen. Diantar dan ditunggu oleh beberapa teman dekat, that day was my day! Sidang skripsi tapi tidak terasa seperti sidang. Tidak Semenakutkan seperti yang selama ini dibayangkan. Cuma presentasi biasa, tanya jawab biasa. Bahkan aku cuma diberi 4 pertanyaan, dan beberapa masukan untuk mempertajam analisa. Sidang aku cuma sekitar 30 menit. Lalu dinyatakan lulus. Masih dengan pikiran yang bertanya-tanya, is thet really my thesis defense? Is that all? Haha

Lalu puncaknya adalah saat menjalankan tradisi di FEUI, di mana setiap mahasiswa yang baru selesai sidang dan dinyatakan lulus harus diceburkan ke dalam Kolam Makara. Dan itu adalah salah satu hal yang aku tunggu-tunggu sejak dari awal menjadi mahasiswa baru :D
Believe me, waktu nyebur itu enaaak banget. Rasanya plong, segala kepenatan karena skripsi langsung hilang, walaupun setelah itu harus mikir revisi juga. Rasanya semua perjuangan selama kurang lebih 4 bulan itu terbayar sudah. Aku udah SE maaaaak!

Trus aku masih mendapat satu bonus lagi. Kalau kata teman ku sih "kamu jadi mendadak terkenal dan dikenal semua angkatan di FE", gara-gara mereka surprise kalo aku berhasil lulus dalam waktu 3 tahun. Kata temanku sih, banyak yang 'ngomongin' aku, hehe. Mention twitter juga mengalir terus saat itu. Bahagiaaa

Well, revisi. Minor sih, cuma masalah penyajian tabel dan menambah satu point lagi dalam analisis. But once you've passed the difficult stage, which is the defense, when it comes to do your revision, the laziness level will surprisingly rise. haha. Magernya, mau berevisi.

Tapi, ya itulah sekelumit cerita dari nasib kuliah dan skripsi saya. Lumayan menarik dan bisa diceritakan ke anak cucu nantinya :)

Thursday, August 30, 2012

intern part 2

This is my last day here work as an intern. Having such a great chance to work here is one of the big things in my life. Actually I have a 3-months internship contract in this company, PT Unilever Indonesia, started at the end of June 2012. So it was supposed to end at Sept 30, at the latest. But apparently I have to move to CIMB Niaga to join the FDP, even though I still don't know when this program exactly starts.
Well, I will talk about that program later heheh

I work on this company to assist my Benefit Manager, in HR Department. I have a project to re-arrange the HRD's SOPs, then re-integrate it with the company and global strategies and values. When they first told me about this project, I just saw this job as a 'less-valued' job. But apparently I was wrong, because this project relates to various functions in HR. Even I barely realized that this is a quite big project. Re-make the overall SOP, that consists of 30-ish, just in one function. And I have work on three functions at one time. What an interesting project!

So I took my first two-weeks to learn the process and previous SOPs. My manager asked me to propose some new style or format to write the SOP. She wanted me to make them in the form of word document and flowchart. Luckily, I have learnt about flowchart before in my study, so I didn't have any serious problem in doing my job.

She gave me some examples of SOPs and flowcharts that they use (and still being used up to now). Their appearance were.. well, not as good as I imagine. Then I started to make them over.
It was a very very long process for I just looked at my PC and work on them all day. Even when my other intern-mates still 'jobless', I already had a very time-consuming work to do. I didn't even have enough time to hang out with them.

In short, my work in re-make those SOPs were done. Then I continued to the next phase, verification phase.  In this verification phase, I had to interview the employees (job holders) and asked them about the actual process that they do. I made them tell everything about their own job, and also asked them whether they have any problem in doing the process or not. The most difficult part lied there. I often got problem with their schedules. I even had to 'terror' them to answer to my interview invitation. It stressed me out because they were so busy, and I couldn't do anything about it.

After a very dramatic struggle, finally I arrived at the final phase, finalization. I have to review and revise my own SOPs based on the employees' comments and feedback. There were many changes in the process that haven't included yet in the previous SOP. So I had to add them, and make sure that the ones I make is right.

One day me and my manager reported to my manager's boss. We wanted to ask for feedback about all things that I do before. My manager's boss then looked at my work, reviewed it, and she looked surprise with it. She said that it was a great job to do, and I did it well. You know, that was like an oase for me in the middle of this tiring project hehe. Job satisfaction. Yeah, I got it! :)

Actually this internship program requires me to make a report and do the presentation in front of my line manager and her supervisors. But, because I have to move to CIMB soon, I don't have much time to do the presentation. So I told my manager and her boss about my condition, and luckily they supported me and let me to finish this intern without having a presentation.

Well, my overall experiences here are the precious one that I will always remember. It was so hard to be hired as an intern here, because fyi (I got the information from one of employee), there were about 700 applicants who applied to this Unilever internship program (ULIP), but the company only hired 30 persons for all department/function. So can you imagine that it's 30:700 to win the position as an intern here. It's not an easy one, even for the internship.

And because this is my last day, my project is done, I don't have anything to do but having a quality time with my laptop and internet connection hehe. I just wanna say that I am very grateful to be here, to know so many inspiring and great people, leaders, and nice people. I think this company is one of the best company to work for. No wonder that it has a positive image and become the most wanted company for almost fresh graduates in Indonesia. I have no doubt about that.

My manager once asked me whether I'm interested to work here or not. I said, yes, of course. But I can't make it because I have a company that waits for me to work there. And I have to fulfill my promise, right?
Nice days with this company. This department. This work environment. This culture. This people.
But not with the traffic. It sucks. As always.

Reborn

Hai.

Sudah lama sekali sepertinya aku absen dari dunia blogging. Banyak hal yang selama ini terjadi dan sangat ingin aku share, tapi rasanya jari-jari ini terlalu malas untuk mengetik ribuan huruf. Mungkin karena sudah terlalu letih akibat penyusunan skripsi waktu itu, heheh.

Well, jangan pikir aku tidak kangen dengan semua ini. Jangan pikir aku tidak merasa kehilangan salah satu tempat ternyaman untuk memuntahkan segala rupa unek-unek. Cuma, rasa malas terkadang mengalahkan segalanya, kan?
Dulu sempat terpikir kalau alangkah tidak 'seru' dan 'menarik'-nya blog ini karena cuma berisi cerita-curhatan tidak penting dan tidak bermakna. Sempat minder dan merasa tidak pantas meneruskan juga, karena aku tahu kalau di dunia per-blog-an (atau apapun istilahnya) ini sudah sangat penuh sesak dengan blog-blog "curhatan". Kadang sempat bergidik juga pas membayangkannya.
Maka dari itu, aku sempat terpikir untuk berhenti menulis. Mematikan salah satu sarana aku dalam menyampaikan aspirasi (?). Unek-unek sih, lebih tepatnya. Tapi ternyata itu sulit. Aku masih butuh tempat ini.

Sempat terpikir juga untuk menghapus yang lama dan membuat yang baru, dengan harapan sesuatu yang baru itu bisa membawa sedikit perubahan pada diri aku dan cara penyampaian tulisan-tulisanku. Tapi rasanya itu tidak adil. Biar bagaimana pun, semua yang sudah tertulis dari dulu adalah bagian dari ku. Tidak akan pernah hilang, walaupun aku berusaha untuk menghapusnya sekalipun. Toh, menghargai setiap baik-buruk perjalanan hidup kita juga berarti menghargai diri kita sendiri. Menghargai proses diri ini bertumbuh. Semoga memang bertumbuh.

Ada banyak hal yang berubah. Ada banyak hal yang terjadi. Saking banyaknya yang ingin aku ceritakan sampai-sampai semua puing-puing cerita itu saling crash di dalam kepala. Tenang, pasti akan aku tuliskan. Pasti akan aku tuangkan. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk aku sendiri. Ya, kadang menuangkan segalanya menjadi suatu kebutuhan yang benar-benar butuh. Sekaligus juga bisa menjadi hiburan dan alat refleksi diri di masa mendatang :)

Kenapa harus reborn?
Karena aku sudah jenuh dengan aku yang dulu. Dengan aku yang selalu bermain-main, childish, dan lain sebagainya. Aku butuh pembaruan. Aku butuh reformasi. Atau revolusi sekalipun. Dan, mungkin blog ini bisa menjadi ajang proses pembelajaran untuk reformasi yang aku niatkan itu.


Oke, cukup untuk sesi reborn-nya. Next mungkin nulis cerita-cerita dari hari-hari kemarin heheh. Cheers!

Monday, February 13, 2012

someone like you

gak ngerti deh, kenapa dari dulu benciiiiii banget sama lagu ini. lagunya emang bagus, dalem, tapi.. isinya itu lho, bikin jleb jleb jleb.

satu-satunya lagunya Adele yang dari dulu aku suka cuma yang Chasing Pavements. setelah keluar Someone Like You, trus ada apalah lagi itu, pas udah tau kalau lagu-lagu bagus itu isinya galau semua dan bikin jiwa jadi terlampau terhanyut larut dalam kesedihan dan kepedihan, buat apa kan? mending ga usah dengerin aja.

tapi sayangnya, lagu itu malah jadi terkenal banget dan banyak banget yang suka. di mana-mana diputer. heran. emang mungkin lagi musim kali ya, galau galau gitu. yang berkualitas tapi, kayak si Adele ini.

ah, tapi walaupun berkualitas juga kalo buat aku sih mending ga usah denger atau tau sekalian deh. dari pada terjebak. secara, aku tuh tipe orang yang terlalu sensi dan melankolis, yang gampang banget terbawa perasaan. nanti kalo tiap kali mewek kan susah juga.

aaahhh sudahlah.

trus lagi, kalau memang kita pernah punya pengalaman buruk, sama seseorang, trus kenapa masih mau find someone like him/her? ya males aja, kalo nanti akhirnya juga sama kayak gitu lagi kan? udah pernah ngalamin tapi nanti bisa keulang lagi. kalo aku sih ogah.

well, ini udah ga jelas arahnya ke mana. yang jelas, kalo di deket aku, jangan pernah sekali-kali mainin lagunya Adele. apapun itu, kecuali yang Chasing Pavements.
sekian.

Saturday, February 11, 2012

Peluk

Akhir-akhir ini lagi sering baca semua novelnya Dee. entah kenapa dari dulu suka banget, dan apapun yang dia tulis seakan bisa masuk dan merasuk ke setiap persendian dan sel darah aku, seakan bisa hanyut dan turut merasakan semua sensasi perasaan yang dia curahkan ke dalam cerita itu. suka merinding, dan bahkan sampai nangis pas bacanya. Perahu Kertas, Rectoverso, semuanya berhasil membuat aku berkaca-kaca. how touchy. kalau Madre entah kenapa tidak terlalu berkesan. mungkin karena gaya bahasanya yang terkesan relatif lebih lugas daripada novel-novel yang lainnya. sedangkan aku, di saat-saat seperti ini lagi pengen sesuatu yang cenderung agak penuh kiasan dan ekspresif. yah, jiwa melankolis saya kembali terusik, saudara! :D

ada satu cerita dalam Rectoverso, yang aku paling suka. sebenarnya hampir semuanya aku suka. sebagian besar. Ada Malaikat Juga Tahu, Peluk, Hanya Isyarat, Curhat Buat Sahabat, Selamat Ulang Tahun. semuanya berkesan. bahkan Malaikat Juga Tahu dan Curhat Buat Sahabat sudah aku kagumi jauh-jauh hari sebelum ini. sudah beberapa waktu yang lalu (hampir dua tahun yang lalu) aku udah mulai histeris kalau ada dua cerita itu. hmmm mungkin karena sedikit merasa ada ikatan perasaan yang sama, karena merasakan pengalaman yang hampir sama, kalau tidak bisa dikatakan sama persis.

well, sekarang lagi suka sama satu cerita. Peluk. lagunya juga. semuanya. dan entah kenapa, sekali lagi, merasa ada persamaan. mungkin dari sinilah kehebatan seorang penulis diuji, saat semua cerita yang dibawakannya terasa menyatu dengan pembacanya. ataukah justru pembacanya yang seakan ingin menyatukan perasaannya dengan cerita itu? entahlah, yang jelas, bagi aku, Peluk ini memiliki kesan yang mendalam. dan juga pesan. sama dalamnya.

ijin menulis kembali di sini ya, Mbak Dee :)

Peluk, Rectoverso - Dee

Ada keanehan yang menyembul keluar dan kini menguasai pikiranku, yang membuat aku berjarak dengan diriku sendiri dan memunculkan satu tanya: mengapa kulakukan ini?


Keanehan lain menyusul, yakni jawaban muncul dengan sendirinya tanpa proses berpikir: memang ini jalannya. itukah yang dinamakan firasat? Menahun sudah aku tahu, hari ini akan tiba. Tapi bagaimana bisa pernah kujelaskan? Aku menyayangimu seperti kusayangi diriku sendiri. Bagaimana bisa kita ingin pisah dengan diri sendiri?


Barangkali itulah mengapa kematian ada, aku menduga. Mengapa kita mengenal konsep berpisah dan bersua. Terkadang kita memang harus berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah menjelma menjadi manusia yang kita cinta.


Sedari tadi kamu seperti orang kesakitan, merangkul erat badanmu sendiri dengan mulut terkatup rapat dan rahang mengencang. Aku ingin bilang, aku paham kenapa kamu sakit. Namun tak sepatah kata pun keluar. Aku ingin bilang, aku sakit melihat kamu sakit. Namun bungkusan udara ini memberangus mulut kita berdua.


Mengapa kata-kata justru hilang pada saat seperti ini? Saat kulihat kamu butuh penghiburan, nasihat bijak, atau humor segar agar kesedihan ini beroleh penawar? Kemampuan kita berkata-kata menguap. Kemampuanku melucu lenyap. Kebisuan menjadi hadiah kebersamaan kita bertahun-tahun. Aku ingin bilang, berbarangan dengan makin pilunya hati ini, ada keindahan yang kurasakan, dan aku tak mengerti mengapa bisa demikian.


Pandangan mata kita yang sedari tadi berlari-lari mulai berani menemukan satu sama lain. Rasanya kita sama-sama tahu, entah kapan lagi tatapan seperti ini terjalin. Tak mungkin kulupa caramu memandangku, dan tak mungkin kau lupa bagaimana semua ini bermula. Aneh. Pada saat kita hendak berbalik dan menutup pintu, mendadak ruang yang kita tinggalkan memunculkan keindahan yang selama ini entah bersembunyi di mana.


Tanganmu bergerak bimbang seperti ingin meraih tanganku, tapi kau urungkan niat itu. Dua manusia yang sudah bercinta bertahun-tahun dan merasakan setiap jengkal kulit masing-masing, mendadak enggan untuk bersentuhan.


"Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Buat apa? Kenapa kita tidak berdua lagi saja?"


Suaramu pertama dalam setengah jam terakhir.


Mulutku refleks membuka, ingin menjawab. Tapi tak ada bunyi keluar selain tiupan karbondioksida. Aku tak tahu jawabannya. Aku tidak tahu sesudah ini lantas akan terjadi apa. Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan menangani kesendirian. Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan sendiri. Kau tidak layak untuk itu. Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.


"Apa artinya cinta yang tidak lagi sama, yang kamu sebut-sebut sejak tadi itu? Memang cinta itu ada berapa macam?" tanyamu dengan nada meninggi. Air mata yang tadi sudah reda tampak siap-siap melancarkan serangan lanjutan. Entah berapa gelontor lagi yang bakal tiba. Mendadak aku lelah karena harus menjelaskan variasi cinta macam pedagang yang mempresentasikan katalog produk.


Aku tidak tahu cinta punya berapa macam varian. Kau harus bertanya langsung pada hatiku, karena dialah yang satu hari menutup dan mengucap: "cukup." Dia yang berkata: "aku tidak lagi jatuh, jalan ini sudah jadi jalan lurus. Teruskan maka aku mati, karena takdirku adalah jatuh. Bukan berjalan di setapak datar apalagi mendaki."


Hati ini adalah air, aku lantas menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun, maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Berkali-kali. Namun kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar, dan hatiku berhenti mengalir. Siapa yang mengatur itu? Aku pun tak tahu. Barangkali kita berdua, tanpa kita sadari. Barangkali hidup itu sendiri, sehingga sia-sia menyalahkan siapa-siapa.


Aku ingin mengalir. Hatiku belum mau mati. Aliran ini harus kembali memecah dua agar kita sama-sama bergerak. Sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pasrah dalam amarah.


Jadi, aku tidak tahu cinta itu terdiri dari berapa macam. Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapa pun yang kutahu. Kendati bersamamu senyaman berseliut pada saat hujan. Aku aman. Namun aku mengerontang kekeringan. Dan kini kutersadar, aku butuh hujan itu. Lebih dari apapun.


"Kamu akan menyesal.." gumammu lagi.


Mungkin. Kini kita tak mungkin tahu.


"Enam tahun. Kita akan buang enam tahun itu begitu saja?" Retorikal dan getir, kamu bertanya.


Kamu bukan tisu sekali pakai. Kita tidak mungkin membuang apapun jika kita percaya hati bukan diperuntukkan untuk menyimpan. Otakku merekam dan menyimpan kamu, kita, dan enam tahun ini. Mengalir, hanya mengalir. Namun kata-kata membeku di ujung mulutku seperti stalaktit dan stalagmit. Tampak dinamis dalam konsep tapi tidak bergerak.


"Ngomong, dong!" Tiba-tiba suaramu meledak murka.


Bentakanmu seperti aba-aba perwira yang menggerakkan kedua tanganku untuk tahu-tahu merengkuhmu. Refleks yang tak kusangka akan muncul.


Tubuhmu berontak. Kurasakan amarahmu, sakitmu. Kupererat rengkuhanku. Tanganmu meronta, berusaha melepaskan diri. Wajahmu kau tarik menjauh. Segala macam cara kau erahkan untuk bebas dari pelukanku. Namun aku bertahan.


Rasakan, bisikku dalam hati. Panas tubuh kita berdua mencairkan apa yang sudah beku bertahun-tahun. Rasakan betapa lamanya kita terlelap dan membiarkan aliran itu padam. Begitu terbiasa kita memandangi taring-taring es itu hingga menjadi layaknya aksesori ruangan, padahal kita sudah mau mati kedinginan, kekeringan. Kamu tak layak didera. Kita tak layak disiksa.


Berangsur, tubuhmu tenang. Otot-ototmu yang tegang mulai melemas, lelah meronta, dan lunglai pasrah dalam pelukanku. Kau mulai menangis. Aku mulai menangis. Lenganmu perlahan mendaki dan balik mendekapku. Kita resmi berpelukan.


Cukup lama tubuh kita terpaut hingga kata-kata yang menggantung beku mulai cair dan mengalir ke dalam darah kita masing-masing. Hatimu tahu, seperti hatiku pun tahu. Nadi kita mendenyutkan pesan-pesan yang tahunan sudah menanti untuk bersuara. Inilah keindahan yang kumaksud. Kejujuran tanpa suara yang tak menyisakan ruang untuk dusta. Sakit ini tak terobati dan bukan untuk diobati. Dan itu jugalah keindahan yang kumaksud. Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.


Hati-hati, lenganku melonggar, melepaskan tubuhmu. Aku tahu aku telah dimengerti, meski sekali saja pelukanku. 


Aliran ini memecah. Indah. Meski aku berbalik pergi dan tak kembali.




dan dalam hal ini, aku, berada dalam posisi seseorang yang dipeluk, untuk dimintai pengertian, lalu kemudian ditinggal pergi. dan tak kembali.


Aku tau, suatu saat hal ini pasti akan terjadi. Kita sama-sama tahu, dan kamu sudah berulang kali mengingatkan hal itu kepadaku. tapi rasa ini benar-benar tidak bisa aku cegah, semua ini seakan diluar kuasaku. sampai pada akhirnya aku berjanji dan bertekad, apabila hari itu tiba, aku pasti akan kuat. kuat menerima segala hal yang akan terjadi, segala risiko yang harus aku tanggung karena pilihan ini. dan kamu pun berjanji untuk memberitahu semua yang terjadi, semua tanda-tanda, saat hari itu tiba. karena kita pasti tidak akan kuasa untuk menolak, atau mencegah datangnya hari itu. sepasang janji kita ini mampu menguatkan aku untuk selama ini menjalani hari-hari penuh sayang, yang bahkan setelah kita tau bahwa jalan ini masih mengambang, setelah kita tau bahwa mungkin jalan dan tujuan itu hanya fatamorgana.


yang berbeda dari kisah kita dan kisah fiksi itu adalah, kamu tidak pernah jujur, meminta pengertian dari ku, tidak ada penjelasan mengenai semua ini. dan aku harus sedikit demi sedikit meraba segalanya, mencoba mengaitkan satu hal dengan hal lainnya, sampai akhirnya merujuk pada satu titik kesimpulan: hari itu, hari yang sangat kita hindari, akhirnya tiba. dan aku bahkan tak sempat bersiap dan mempersiapkan segalanya. 


kau tau? mungkin pada awalnya aku berpikir akan kuat menerima segalanya. Iya, aku kuat. aku yakin pasti akan kuat. Tapi itu hanya dengan kondisi jika kamu juga membantu menguatkan aku, kamu membantu memberi pengertian ke aku, seperti janji kamu dulu. tapi sekarang, apa kenyataannya?


jadi jangan salahkan aku kalau aku membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk sembuh dari semua ini.




Friday, February 10, 2012

intern

sedikit cerita tentang pengalaman intern ku selama liburan sebulan kemaren, kan ceritanya aku magang di PT Tigaraksa Satria, Tbk, yang letaknya ada di kawasan Kuningan. sebenernya dulu pas bulan Desember, aku cuma iseng-iseng aja buat nanya-nanya lowongan magang di sana. masih rada bingung juga sih, antara mau magang, atau liburan sambil nyiapin proposal. nah pas waktu gambling itu, akhirnya aku beranikan diri deh nanya ke sana, (waktu itu langsung hubungin mbak Ika, Manajer OD-nya langsung). dan voillaaaa, ternyata di sana emang lagi butuh tenaga magang. makanya, setelah diinterview sedikit, akhirnya resmi deh aku diterima magang di sana.

oh iya, kenapa waktu itu aku langsung hubungin mbak Ika? karena dia dulu pernah ngisi kuliah tamu di kelas aku, waktu itu di kelas Budaya Organisasi, makanya aku tau alamat email dia apa. sebenernya dulu (pas liburan semester lalu) aku juga udah pernah kontak beliau buat nanya tentang magang, tapi sayangnya waktu itu di sana lagi gak nerima magang. untungnya, yang kemaren ini bisa, walaupun aku cuma bisa satu bulan :)

alasan lain buat magang? kalau orang lain kan (anak FE lain) biasanya magang buat sks, atau buat penelitian skripsi atau buat bikin laporan magang buat kelulusan (khusus anak akun). makanya mbak Ika dan orang-orang di kantor tuh pada ngiranya aku lagi buat magang sks gitu. padahal kan aslinya aku magang cuma buat ngisi waktu liburan doang, yah walaupun awalnya juga masih bingung mau jadi atau gak kan :p. tapi sebenernya, ada satu alasan lain lagi yang bikin aku sampe rela mengorbankan masa liburan yang cuma satu bulan ini. jadi kan ceritanya sekarang di CIMB udah ga wajib magang tuh katanya. yaa secara kalo mau diwajibin juga kan gak ada tempatnya, sistemnya gak jelas, dan alih-alih beneran kerja magang, yang ada malah gabut ga jelas. gitu sih pengalaman kebanyakan temen aku yang udah magang di sana. makanya, semakin males lah aku buat apply magang, sampai pada akhirnya dinyatakan untuk tidak diwajibkan, leganyaaaa :) trus kenapa harus cari magang di tempat lain? itu semata-mata aku lakukan buat bisa dapetin pengalaman, dari magang itu. apapun lah, sekecil apapun pengalaman itu, soalnya temen-temen ku yang lain juga udah banyak banget yang pernah magang, dan pasti mereka udah punya banyak banget pengalaman, dong? nah, aku pengen bisa punya pengalaman kayak mereka :)

dan untungnya, jalanku untuk cari tempat magang itu dipermudah. untung aku masih nyimpen alamat email mbak Ika, untung di sana masih mau nerima magang. :)

pas magang, awalnya aku cuma disuruh bantu-bantu doang. ya emang karena aku magang bukan buat cari nilai atau laporan apapun, jadinya ya sifatnya aku cuma sebagai pendukung doang. bantu-bantu doang. pernah suatu ketika aku disuruh ngangkat-ngangkat banner, nyiap-nyiapin kertas, ngitungin kaos, yaa pokoknya hal-hal yang sepele banget lah, yang bahkan orang yang gak kuliah aja bisa ngelakuin itu. nah, waktu itu muncul deh ego ku, yang dengan sangat songong-nya mikir: "dih, aku kuliah susah-susah di UI, kenapa pas magang malah disuruh ngerjain beginian?? " wakakakak

songong banget ya, emang. waktu itu masih yang sangat berpikiran pendek banget, bahwa aku yang selama ini ngerasanya udah susah payah kuliah di universitas yang susah juga, eeh pas magang malah ngerjain hal-hal yang ecek-ecek. apa kata dunia?? haha. padahal aku lupa, bahwa segala sesuatu yang besar itu pasti selalu diawali dengan hal-hal yang kecil. untungnya waktu itu aku cepet tersadar, bahwa "apapun yang kamu lakukan di sini, sekecil atau seremeh apapun tugas yang mereka kasih ke kamu, tapi itu pasti ada artinya, ada manfaatnya. dan itu sangat berarti buat mereka, kontribusi kamu tuh bener-bener dibutuhkan, walaupun mungkin saat ini masih baru sampai sebesar itu aja. dan yang jelas, hal itu jauh lebih baik daripada kamu cuma berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa."

jeng jeeeeng.....langsung sadar deh aku. dan sejak saat itu, apapun kerjaan yang dikasih ke aku, alhamdulillah udah bisa dijalankan dengan lebih ikhlas, dan hasilnya? lebih enjoy :) yaah walaupun kadang suka disuruh bolak-balik naik turun ngasih file ke orang yang sama sekali gak tau, walaupun kadang suka nyasar dan malu kalo salah orang.. tapi, it's so precious :) hikmahnya? bisa ketemu banyak orang, kenal banyak orang, ngobrol sama orang-orang penting, daaaaan tau lebih banyak info tentang pekerjaan dan seluk-beluknya hehe

setelah sekian lama cuma jadi "pelengkap" aja, akhirnya sampailah aku di satu fase di mana aku dikasih satu project penuh buat dikerjakan, waktu itu aku disuruh menangani masalah PA (Performance Appraisal) perusahaan. waktu itu aku gak sendirian sih, masih dibantu sama beberapa karyawan di sana juga. tapi berhubung mereka juga sibuk dan masih punya tugas lain, jadinya lama-lama project PA itu aku sendiri yang ngerjain haha. seneng banget akhirnya bisa bener-bener praktek, lain sama di kampus yang cuma tau tentang teorinya doang, di sini aku bisa langsung tau gimana penerapan PA di perusahaan, indikator-indikatornya apa aja, gimana mekanisme penilaiannya, dan lain sebagainya. capek sih, rempong juga, tapi... seneng!

apalagi ngurusin file-file PA dari seluruh karyawan yang tersebar di seluruh cabang di seluruh Indonesia. bukan perkare mudah. untung mbak-mbak dan bapak-bapak karyawan di sana mau ngajarin :) akhirnya selama kurang lebih dua minggu lah aku selesai ngerjain PA. dari review, ngoreksi, input, ngolah, sampai filing berkas PA. tau gak rasanya gimana pas semua itu udah selesai? lega.. :)

di sana aku gak cuma ngehandle PA doang, kadang juga disuruh bantu-bantu buat hal-hal yang administratif, kayak misalnya nelponin cabang, nelpon kandidat MT buat tes dan interview, trus juga bantu-bantu jadi EO buat acara-cara HRD, koordinasi rapat-rapat yang ada di cabang, trus juga bikin dokumen ini-itu, pokoknya banyak deh. di sana gak pernah gabut, yang ada malah sering lembur haha 

yang juga bikin betah di kantor adalah suasana nya yang kekeluargaan banget, yang deket banget satu sama lain. apalagi sama orang-orang di divisi aku. tiap hari makan bareng, ngobrol bareng, pulang bareng. pas awal-awal sih masih yang rada jai-jaiman gitu, tapi... pas mulai hari keempat... beuh, keluar semua aslinya! haha. I'll miss you all :)

waktu memasuki hari-hari terakhir magang, rasanya waktu itu cepet banget berlalu. nanti udah gak bareng mereka lagi, nanti udah gak akan lagi bangun pagi-pagi banget buat ngejar kereta jam setengah 7, nanti gak akan pulang sampai kosan jam setengah 8 malem lagi, nanti gak akan naik kereta sampai ke Manggarau lagi, nanti gak akan jalan-jalan di sekitaran Kuningan lagi, nanti gak akan kedinginan di ruangan itu lagi... :(

tapi memang begitu lah hidup, selalu ada datang dan pergi. itu yang sudah pasti. dan yang harus kita lakukan hanyalah mengisi jarak antara kedatangan dengan kepergian itu dengan hal-hal yang baik, yang bermakna, dan berguna bagi orang lain. hingga saat masa perpisahan itu tiba, gak ada hal lain lagi yang diingat selain kenangan manis di antara waktu-waktu yang indah itu :)

dan sekarang ini, aku pengen ngucapin banyaaaaakkk banget terima kasih, buat semua pihak yang udah sangat berbaik hati sekali mau ngajarin aku selama ini, mau ngasih kesempatan buat aku untuk tau segalanya lebih banyak.

pertama, buat mbak Ika, Ex-Organization Development Manager, yang melalui beliau aku bisa dapet kesempatan magang. seneng banget liat mbak Ika, cantik, semangat, pinter. anaknya juga lucuuuu banget hehe. sayang banget dia malah resign di tengah-tengah masa magang aku, sempet ngerasa sendirian dan tertinggalkan, tapi ternyata nggak, karena aku masih punya orang-orang lain yang baik banget juga di sini hehe. Goodluck mbak Ika buat bisnis keluarganya... :)

terus, buat mbak Mita. dia ini partner aku di divisi OD. mbak Mita yang ternyata cuma satu tahun lebih tua dari aku (haha), yang selalu sibuuuuk banget, yang selalu manggil semua orang dengan panggilan "Neng", yang enak banget buat diajakin ngobrol dan menggosip. hahaha. thanks mbak Mita.. :)

Mbak Meli, orang yang waktu itu pertama kali interview aku. pas aku udah masuk, eeh dia nya malah lagi cuti melahirkan, sampai sekarang belum balik ngantor lagi. jadi belom begitu kenal, tapi makasih yaa mbak Meli.. :)

Faniiiiiiii. anak PKL dari SMK 8. yang bawel, lucu, ceria, walau kadang suka kumat alaynya hahaha. sempet jadi partner juga di OD. tapi sayangnya, pas udah kompak banget bertiga (aku, Mba Mita, ma Fani), eh tiba-tiba si Fani dipindah ke divisi Finance di lantai 5. sedih banget, tinggallah aku berdua ma Mba Mita yang krik-krik di ruangan gede itu. tapi walaupun udah beda lantai, tiap makan siang si Fani selalu turun ke lantai 1 dan makan bareng kita hahaha. pulang juga masih selalu bareng. aaaahhhhh kangen.

Anggi, anak PKL juga dari SMK 8. kembar siamnya si Fani, yang ke mana-mana selalu sama dia hahaha. kalo sama ini anak, kita selalu ngobrol tentang film, musik, buku, novel. sampe bahas-bahas yang gak jelas juga tentang Raditya Dika, Pocong, sama Dee Lestari hahaha. selalu heboh kalo ada informasi baru. update gilak! thanks ya Nggi, udah minjemin aku Perahu Kertas, hihihihi

Mbak Mita Purchasing.. namanya sama kayak mbak Mita OD, hahaha. awalnya belom kenal banget, etapi pas udah kenal, beuhhhh. cerewet gilak! hahahaha *peace*

Mbak Rini.... HRBP Officer yang akhirnya diangkat jadi OD Manager buat gantiin Mbak Ika.. Ibu yang satu ini keren, baru kelar cuti melahirkan, dan udah langsung sibuk lagi aja. suka dengerin mbak Rini kalo lagi cerita tentang anaknya hehe. sempet deg-degan waktu pertama kali kerja bareng dia, semeja, dan bener-bener kerja bareng dia, discuss ma dia. tapi lama-lama udah kebiasa juga sih sampe akhirnya pas hari terakhir kemaren negelmbur bareng dia ma Mba Mita haha. memorable.

Mbak Tasyaaaaaa.. HRBP Officer yang rajin banget, rapi banget orangnya. ramah banget juga. dari sekian banyak HRBP Officer, yang paling deket dan paling aku suka ya Mbak Tasya. dia udah baik, pinter, cantik, rapi, ramah lagi. gampang bisa deket ma dia. makasih banyak ya mbak Tasya udah ngajarin aku banyak... pas kemaren pamitan sama Mbak Tasya, rasanya kayak mau nangis haha. tapi nanti aku maen-maen lagi kok Mbak ke sanaaaa :)

Mbak Erniiiii, yang selalu sibuk nelponin aku nanyain tentang PA hahaha. dapet julukan dari dia "Ahli PA periode ini" hahaha. makasih mbaaaa atas kepercayaannyaaa :)

Mbak Selly, yang selama ini dia selalu sibuuuuuk banget, jadi semua kerjaan dia yang menyangkut PA jadinya aku yang handle. *fiuh*. tapi gapapa, justru dengan begitu aku jadi semakin tau, walaupun awalnya juga masih sering salah-salah hihihihi

Pak Firmaaaan, bapak yang ngurusin PA regional 4. beban kerja dan beban moralnya gede banget, karena regional 4 adalah yang paling susah buat ngumpulin PA, sampe-sampe udah ditelponin terus tapi gak ngumpul2 juga. maaf ya pak, kalo saya sering bawel nelponin Bapak.. *disuruh sama Mbak Ika pak, beneran*

Pak Yunusss, sebelahan ma Pak Firman, tapi PA nya juga aku yang handle. haha. terima kasih, pak! :)

Mbak Nanaaaaa, PIC nya job vacancy. jadi selalu dapet info terkini tentang rekrutmen, lowongan kerja, sama magang dari dia. maafkan daku sering nanya-nanya, mbak. hehe

Mbak Rereeeee, yang selalu sibuk mondar-mandir ke sana kemari. seringnya tiba-tiba masuk ruangan dan ngenalin karyawan baru yang masih malu malu meong itu. info rekrutmennya juga ditunggu ya mbak! hehe

King. nama aslinya gak tau siapa, tapi dia selalu dipanggil King. seorang laki-laki (yang ternyata masih magang juga di situ, masih kuliah juga, kirain dia udah kerja), yang kalo dari jauh kayaknya pendiem, tapi ternyata, beuhhh. cerewet juga. *geleng-geleng kepala*

Mayaaa. anak magang juga, yang lagi berjuang buat nyelesaiin skripsinya. semangat ya Maya, aku belom kenal banget ma kamu, abis jarang banget sih liat kamu di kantor hihihi

Mba Diaaaan. anak magang juga, yang dia tiba-tiba udah selesai aja gitu magangnya karna mau konsen ke TA nya. daaan, dia gak pamitan gitu loh pas mau pergi. parah! makasih mba Diaaaan :)

Dian, akan PKL, dari SMK mana gitu, lupa haha. anak PKL yang gantiin Fani selama 3 hari di OD, buat bantu-bantu ngurus PA. dan akhirnya dia juga sering ditarik ke lantai 2 juga buat bantu-bantu haha. sibuk ya nak, kamu :D

Mas Damat sama Baihaki, sang OB yang selama ini udah sering banget bantuin aku ma Mbak Mita buat angkat ini-itu, cariin ini-itu, mintain ini-itu, hahahaha. makasih yaaa :)

Pak Catur, tetanggan sebelah yang merupakan GA & Building Manager, yang tiap hari selalu lembur dan gak pernah makan di luar. ckckckck. makasih Pak, bantuannya selama ini :)

daaaan, masih banyak lagi. 
tapi pegel euy ngetik terus.
segini doang deh ya :D




Thursday, February 9, 2012

hello again

hhhhhh

rasanya.. sudah lama sekali gak mampir ke sini. maaf, bukannya bermaksud buat sombong. apalagi  bermaksud melupakan dan meninggalkan. tidak sama sekali. cuma, akhir-akhir ini hati dan hidup ini rasanya sedang sangat sendu diterpa badai dari segala arah. berhubung suasana hati juga lagi gak menentu, jadi lebih baik memilih diam. diam itu emas, kan? andai saja pepatah itu masih berlaku.

mengawali malam kembalinya aku di dunia maya ini, rasanya pengen banget bisa bercerita banyak. berbagi sedikit pengalaman aku selama "cuti" sebentar dari jagad percurhatan ini. (ampun dah bahasanya). well, ada banyak banget cerita, yang selama ini aku pendam sendiri. benar-benar sendiri. aku udah ngerasa gak punya siapa-siapa, siapa-siapa yang bisa selalu sedia menampung semua celotehanku, semua hal omong kosong yang mungkin sangat sepele dan tidak berarti. akhirnya aku terbiasa untuk diam sendiri. toh, diam itu emas, kan? lagi.

tapi yang namanya manusia, sediam apapun, sekuat apapun niatan ku buat menyimpan segalanya sendiri, tetap saja gak bisa. benar-benar sulit dan menyiksa. karena seperti yang dikutip oleh Dee di novelnya yang berjudul Madre, "menulis blog bukan hanya merupakan rutinitas, tetapi juga terapi." ya, terapi. karena saat kita -atau aku- mulai menorehkan seuntai demi seuntai kata, walaupun kadang dengan diksi dan gaya bahasa ngawur acak-acakan dan dipaksakan, tanpa kita -atau aku- sadari itu sudah membantu mengeluarkan "racun-racun" di dalam pikiran dan perasaan kita -atau aku-. hasilnya? masalah mungkin masih tetap ada, tetapi bebannya... sedikit berpindah. ke suatu hal yang bernama blog ini. terima kasih.

dan mengenai postingan-postingan aku sebelumnya. aku tau dan sadar betul bahwa semua hal yang pernah aku post sebelumnya benar-benar merefleksikan diri aku, yang ternyata masih sangat labil dan tidak dewasa. memang, pada awalnya aku berdalih bahwa "ini blog blog aku sendiri, jadi terserah aku dong mau nulis apa. lagi pula tidak banyak orang yang tau dan peduli. dan bahkan mungkin gak akan ada yang baca." ya, begitulah, dan mungkin sampai saat ini aku masih akan tetap berpikiran demikian, terus menulis apapun yang aku pikirkan dan pengen aku tulis, walaupun kadang di kemudian hari aku kembali tersadar, bahwa betapa naifnya aku selama ini. terserah.

tapi aku gak mau cuma menjejali tempat ini dengan segala keluh kesahku tentang hal  yang sama. aku udah terlampau lelah untuk itu. jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam, aku ingin bisa tertawa lepas seperti dulu, tertawa lepas bagai seorang anak kecil yang didorong oleh ayahnya di atas ayunan. tertawa lepas, seakan dunia dan segala isinya tersedia untuk dia.. tertawa lepas, sampai tulang pipi ini rasanya pegel dan mau lepas. aku pernah, tertawa lepas seperti itu. bener-bener sampai tulang pipi ini rasanya sakit sekali karena kebanyakan kontraksi. tapi kenyataannya, walaupun mulutku tertawa lepas, hati ku tidak. bukan cuma tulang pipiku yang sakit, tapi ternyata, hatiku justru lebih sakit.

entah apa ini namanya, entah apa yang lagi aku tulis sekarang, entah kenapa segalanya berubah menjadi dingin dan datar, bagai berjalan di atas balok es. berusaha mencari kehangatan, yang entah berada di mana sekarang.

hey, untuk kamu. terima kasih, untuk semuanya. aku udah terlalu lelah buat berbasa-basi. aku udah terlalu muak untuk menjelaskan semua, hal-hal yang gak akan pernah bisa kamu ngerti, entah karena penjelasanku yang sulit dimengerti, atau emang kamu nya yang gak pernah mau ngerti.

aku capek, selama ini kamu selalu misunderstood. aku capek, selama ini harus selalu jadi satu-satunya pihak yang berusaha, berharap, dan berjuang untuk ini. aku sedih, ketika akhirnya segala sesuatu yang udah aku usahakan selama ini sia-sia. bagaikan debu yang dengan sekejap hilang tersapu angin. aku sakit, saat akhirnya aku tau bahwa kamu gak pernah kasih kesempatan sama sekali ke aku.

sekuat apapun aku berusaha, kamu gak pernah mau terima, iya kan? aku gak butuh penjelasan panjang lebar dari kamu, aku udah terlalu capek. toh semua yang udah sempat kamu jelasin keorang-orang, ke orang lain, dan bahkan gak langsung kamu sampaikan ke aku, aku tau semua itu pasti cuma alibi kan? apapun alasan kamu saat itu, kenyataan yang menilai segalanya, dan ternyata, itu semua cuma alibi. cukup tau saja.

sekarang, silahkan kamu beredar di luaran sana, aku gak akan menghalangi kamu lagi. mungkin di sana kamu bisa dapetin sesuatu yang jauuuuuh jauh lebih baik. dan akhirnya memang kamu udah dapetin itu, kan? selamat. aku hargai keputusan kamu, pilihan kamu, walaupun awalnya aku masih egois untuk tetap berusaha mempertahankan kamu, bahkan aku sampai menjelek-jelekkan diri ku sendiri, menyalahkan diriku sendiri, demi menghibur diriku sendiri dengan menanmkan bahwa "dia pergi, karena kesalahan kamu."

tapi ternyata? bahkan alam semesta pun tau, apa yang sebenar-benarnya terjadi. ternyata bukan aku, tetapi kamu. kamu inti dari segalanya. kamu. yang, tidak. berhati.

pergi sajalah. toh kamu sudah dapetin yang lebih baik. pergi sajalah. toh semua yang aku lakukan gak pernah bisa bikin kamu kembali dan tetap berada di sini.

kamu tau gimana rasanya? saat sesuatu yang pernah kita miliki dan dekap dengan erat, tiba-tiba hilang begitu saja? tanpa bekas? saat suatu hal yang awalnya kita kira sebagai cerminan diri kita sendiri, saat segala keutuhan kita terpancar dan tercipta dari keberadaan orang itu? saat "cerminan" diri itu tiba-tiba retak, patah, dan bahkan hancur?
kelak kamu akan merasakan hal itu. sakit itu.

pergi saja, aku gak akan menghalangi lagi.
dan aku akan menutup pintu itu, pergi berlari. menjauh, dan takkan menengok ke belakang lagi.

pergi saja ke arah ke manapun yang kamu suka. atau tetap berdiam di sana, terserah.
tapi aku, aku akan terus berlari. berlari. dan berlari.

mata ini panas. tapi aku sudah terlalu lelah untuk menangis.

berlari. berlari.